RSS

Arsip Kategori: Emosi diri

Berebut rejeki… duh!!

Kalimat- kalimat itu sungguh menunjukkan kekecewaan.

Sangat bisa dipahami!  Siapa sih yang tidak kecewa jika peluang rejekinya merasa diserobot rekan bisnis kita ? Tanpa konfirmasi.!! Caranya pun sedikit kasar main belakang dan tanpa konfirmasi… Kalo mau diperkarakan pun mungkin bisa menang. Karena dia sebut saja si A melakukan hal yang secara aturan perusahaan nyata2 dilarang…. huff!!

Dalam hatimu tentu berkecamuk. Banyak hal ingin kau lakukan untuk meluapkan rasa kecewa itu. Melaporkan? Memutuskan hubungan kerjasama? Atau bahkan memutuskan hubungan silaturahim?…. Eits tunggu dulu ? Perlukah?

Apalagi dengan alasan untuk memberikan pembelajaran padanya…biar kapok..? duh duh..:(

Memang sulit untuk menahan diri jika kasus seperti ini terjadi secara akumulatif…terus terusan! Karakter si A yang terkadang childish sering sulit ditolerir  memang. Tapi….

Harus kah kita memberi peringatan yang frontal agar dirinya jera? Trus bagaimana efek balik tindakan kita? Apakah sudah dipertimbangkan??

Apakah setelahnya kita merasa nyaman? Hepi? Akankah kesuksesan jadi ditangan kita?.

Sudahkah kita renungkan, mengapa si A tega melakukan hal itu: merebut rejeki yang mustinya didapat? (menurutmu) .

Pernahkah terfikir kalau sebenarnya diapun memiliki pikiran yang sama?

Dia pun merasa lahannya sudah direbut,hingga diambilnya jalan pintas itu? Siapa tahu dalam kasus ini kita pun punya kesalahan yang tidak kita sadari dan si A mampu melihatnya.Bukankah itu bisa jadi alasan mengapa si A  melakukan tindakan itu.?

Sadarkah bahwa penyakit hati semacam ini hanyalah akan merugikanmu? Berfikirlah positif misalnya: “memang itu bukan rejeki untukmu?”

Masihkah belum percaya? Bahwa Allah akan memberikannya di jalan yang tak akan disangka2 ?

Mengapa tidak meyakini bahwa itu ujian keikhlasan dan kesabaran kita…dan berharaplah padaNya akan balasannya… Bukankah ridho Allah yang kita cari?

Mengapa musti lupa…bahwa dalam perniagaan itu ada aturan yang tidak boleh dilanggar secara syar’i… Cobalah lihat lagi… Sudah syar’i kah cara kita?

 

Bisa jadi justru Allah tengah melindungi kita dari tindakan yang salah. Bisa jadi sebelumnya kita pernah lalai dan melakukan kesalahan? Dan melalui tangan si A kita diingatkan bukan?

Mengembalikan semua perkara pada diri kita adalah salah satu cara agar kita bisa berfikir positif dan menghindarkan kita thd tindakan yang akan kita sesali kemudian..

 

Duh!! ayolah jangan dikotori niatan yang bersih dengan hal hal yang tidak kekal itu…

Anggaplah memang itu bukan rejeki mu dan belum tentu itu rejeki si A juga kan?

Jangan pernah lupa Siapa yang menggerakkan hati hati kita…. !

Mari bersihkan hati ini dari hal hal yang tidak penting itu…. Jangan digenggam urusan duniawi terlalu kuat… Hingga lupa urusan akhirat…

Ingin maju dan berkembang dalam segala hal… Jika kita tidak menjaga kemurnian prinsip hidup kita tentu bukan kebaikan dan keberhasilan yang kita peroleh… Kenapa? Bukankah itu berarti kita sudah di kalahkah oleh hawa nafsu kita saja?….

 

Dalam berinteraksi tentu yang diharapkan adalah keharmonisan suatu hubungan. Bisa kah hal itu diraih?? Kuncinya adalah Kematangan Emosi . Seseorang dikatakan memiliki kematangan emosi jika mampu :

Berpikir positif dalam menghadapi masalah apapun

Mampu memahami karakter orang lain sebagai fitrah

Siap berkorban untuk orang lain demi menjaganya

Dan mampu menilai tingkat kematangan diri sendiri (Introspeksi)

Seandainya dirimu sudah memiliki point- point diatas . Tak perlu lagi ungkapan isi hati seperti itu kau tuliskan bukan. Selalu positif dalam melihat segala hal… Menjadi sangat penting saat kita menghadapi ujian dalam hidup… Semoga dimudahkan urusan kita…

 

Note:mungkin tulisan ini agak tidak jelas… karena hanya sekedar meluapkan isi hati setelah membaca tulisan yang di ketik berlembar lembar titipan si B untuk kami serahkan si A (atas izin si B kami membacanya dulu sebelum diserahkan) … sungguh… seperti terjebak antara amanah harus menyampaikan dan ingin membuangnya ..huff…

 

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada 15 Juni 2011 inci Emosi diri

 

Tag: , , , ,

Pilihanmu

Bu, punya kenalan seorang psikiater gak? Atau pernah gak ibu  konsultasi? Ada referensi yang Ok kah?

Kalo saja yang bertanya adalah orang yang tidak begitu kukenal atau memang seseorang yang  memang kuanggap memerlukannya… bisa jadi reaksiku akan biasa saja…

Buat siapa sih?dirimu? yang bener? Serius?  Gak salah?…:-p

Beneran deh , rasa heran  yang amat sangat , gimana gak! Mengingat profilnya, siapa sih yang percaya … selama ini justru orang kalo ada masalah mestinya konsultasi sama dia termasuk diriku… dengan latar belakang pendidikan dan ilmu  dia miliki itu…  kurasa justru beliau lah yang pantas menjadi rujukan untuk tempat konsultasi.. 🙂

“ Jeng , bukannya mengecilkan profesi psikiter, tapi kurasa dirimu gak butuh  deh , karena jawabannya pasti tak akan berguna untuk dirimu “ begitu jawabku saat itu.

“Kamu hanya butuh recycle bin sayang… tell me lah…” sok menawarkan diri …  hehehe

Manusia tetap manusia, setinggi apapun ilmunya, tetap membutuhkan seseorang untuk bisa membantu mengatasi problem pribadi… barang kali itu kesimpulan sederhananya yaach….

Muntahin lah, dengan cara apapun, menangis, teriak, ngomel kalo perlu, yang penting bisa tersalurkan beban itu….

Ini saran standar yang sering disampaikan orang , tapi kurasa emang itu solusi praktisnya…

Perkara hasil, kayaknya tergantung pribadi itu menyikapi suatu problem…

Walau memang , selalu butuh solusi konkrit

Tapi kalo soal hati dan rasa  ???.. hmmm kurasa pihak luar hanya bisa kasih pandangan doang… yang  bisa memutuskan  tentunya yang menjalankan….

Percakapan dua minggu lalu itu baru kemarin ku dapat jawabannya hari ini…

Dari ngomongin soal bisnis, eeh tau tau keluarlah  cerita itu, emosi itu, beban itu, uneg uneg itu, begitu saja mengalir dengan deras, sederas air matanya… hmmm… belum pernah beliau seperti itu….

…. Surprise… seperti melihat sisi gelap seseorang yang  kulihat selama ini sebagai seorang yang prefek, dalam ilmu , pandangan hidup dan  pola hidupnya.. hmmm.. ada yang salah…???  Bukan kah semua orang pasti punya sisi tersembunyi itu… akupun punya… hehehehe ( bangga pula ..:))

Jadi  semakin mengerti, semua masalah itu tidak perlu dipandang sebagai masalah ya gak sih???

tapi ndak semua bisa melakukannya kan…. Tidak kali ini untuk nya… L

Yang  pasti , Aku tidak melihatnya sebagai suatu kesalahan, pun ketika beliau berucap, bahwa itu sebagai cobaan dari Allah SWT, justru  aku melihatnya sebagai suatu anugerah yang diberikan untuknya, yaitu berupa kesempatan….

Apaan siih?? Ribet amat!!..hehehe…

Ini masalah umum say… jodoh!!…he3

Specialnya  adalah …

Ketika seseorang  sudah pada titik puncak pencarian, dari standar nilai 10  dan kemudian menurunkannya  hingga ke titik nol melenceng  bahkan ketitik minus… gubraakkk!!!

Apakah itu suatu keputusasa-an ataukah kepasrahan???

Entahlah….

Kesalahannya adalah, seorang wanita kadang suka terjebak dengan standar umum criteria calon pasangan  yang kelak menjadi pendamping, seperti baik, setia, berpenghasilan tetap, jadi imam dalam keluarga, dll.

Tapi seringkali  mengesampingkan  perlunya melihat sisi dirinya, memangnya standar untuknya mesti seperti itu??? Hmmm…

Standard  tanpa kaca..(kombinasi kalimat yang aneh ya??? J)

kaca disini maksudnya instropeksi diri, selalu belajar melihat diri sendiri sebelum menyampaikan penolakan… hehehe..

Karena….

Pada akhirnya, apabila ada beberapa calon yang hadir sering kalo tertolak dengan ke keukeuhannya itu… hmmmm nanti pada satu titik toh setelah dikejar usia.. diturunkanlah syarat syarat itu. Dan ketika Allah memberinya  kesempatan  untuk mengenal seseorang  yang 180 derajat berbeda dengan kriterianya.. syok?? Tapi campur putus asa? Fuiih…

Kok tulisannya jadi kayak gregetan ya??? Maap dehh…emang rada gemes soal gini…hi hi…

Lanjut yaah…

Apakah kesempatan itu bisa dikategorikan musibah…??? Dan beranggapan Allah sedang memberikan cobaan.  Boleh sih…

Tapi  aku justru melihat sisi positifnya deh… itu bisa dilihat sebagai anugerah… kenapa??

Bukankah baik menurutmu belum tentu baik menurut Allah??? Kenapa tidak memandangnya seperti itu dulu???

Pada akhirnya, kita akan bisa bersyukur, bisa jadi memang yang begitu lah yang sesuai dengan diri kita, sesuatu yang kita benci disodorkan supaya kita pandai menyukai  ciptaan Allah yang  lain bukan???

Bukankah itu bisa menjadi suatu kenikmatan,…???

Bisa jadi dengan kasus saudariku itu, beliau dengan segala kemampuan dan kelebihannya plus tingkat kedewasaan yang sudah cukup, pada awalnya  tidak mendapatkan seseorang yang bisa dianggap imam dalam keluarga, bukankah karunia yang dimiliki itu bisa bermanfaat bagi pasangannya…???

Apakah salah kalau pada awalnya, si istri yang mesti membimbing suami…. Bukankah Allah sangat amat menghargai niat baik manusia, kenapa manusia menghakimi dengan merasa sudah menjadi orang baik dan mengabaikan orang yang ingin menjadi baik dan kembali ke jalanNYA…

Belajar melihat  dan menerima ciptaannya dari latar belakang yang berbeda , orang baik dan buruk,  rasanya tidak ada ruginya… karena semua adalah ciptaanNYA… semakin banyak yang kita kenal dan mengerti, maka akan semakin bijak kita dan objektif dalam menghadapi apapun… Tanpa mengabaikan akal sehat dan Doa tentunya bukan??

Bukankah yang kuasa membolak balikkan hati manusia adalah Allah SWT…?

Bukankah  wanita yang baik diciptakan untuk mendapatkan pasangan pria yang baik…?

Bukankah ukuran baik tidaknya untuk diri kita  seharusnya kita serahkan padaNYa…..? bukan hanya kacamata kita sendiri?

Bukankan perkara akan menjadi sulit terpecahkan karena kita menganggapnya sulit…?

Uneg uneg yang semoga tidak bikin neg…

Karena ini bener2 pendapat pribadi, tanpa merujuk apapun… hanya kata hati…. 🙂

 
22 Komentar

Ditulis oleh pada 7 Juni 2010 inci Emosi diri

 

Tag: , , , , , , , ,

kenapa mesti bohong?

Sedari kemarin sudah tidak nyaman dengan sikapnya… terkadang menghindar,banyak diam,dan sikapnya tak tenang,..awalnya ku tak ambil pusing… barang kali memang sedang butuh space untuk privacynya..
mulai bereaksi ketika susah dihubungi… hmmm… heran dan gemes pastinya… ada apa ini? kalo lowbatt kenapa dua duanya ya?…
curiga mulai menyergap… pasti ada sesuatu… wah wah..ada apa ini….
ketika dering tilpun bunyi dan terdengar suaranya…. biasa deh.. apa yang ada dikepala keluar…segala pertanyaan membrondong…tak biasa reaksinya berbeda… biasanya terpancing… tapi ini tidak….
sok tauku keluar duehhh…pasti ada apa-apa niiih…
tapi ku pilih diem saja… paling ndak segitu bermasalah…. ya sud…
tapi hari ini curigaku menyergap lagi…. tiap ditanya ada apa selalu menghindar…. gak ada apa apa kok…jawabnya…
hmmm… knp? tanyaku lagi… jelas tidak ingin ditawar..:-p
gak mau cerita juga..

” takut nyusahin”  katanya….hmmmmm
gak bisa di biarin neeeh…
kutunggu , karena  jengah mungkin, pada akhirnya tak kuasa dia menceritakan kasusnya… hmmmm… bener kan!!…
dan kesimpulannya…semua timbul karena…

tidak berani bicara yang sebenernya alias bohong ke orang lain  dikarenakan sebelum terjadi masalah,  terlalu yakin bahwa segala sesuatu akan berjalan sesuai prediksi dan jadwal…
sementara …. dia lupa bahwa segala  sesuatu itu akan bisa terjadi krn campur tangan Allah SWT…
MasyaAllah… begitu mudahnya …  hawa nafsu itu menyergap dan  rasa takut membuat  lidahnya  itu mampu meluncurkan kata kata yang tidak  sebenarnya……. bisa jadi awalnya bertujuan agar tidak ada yang marah, menjaga perasaan dll… tapi … gak perlu lah… kalo A bilang aja A… apapun alasannya…
heh..rasanya kok marah bener ya… padahal bohong itu bukan untukku… dan bisa jadi menurut orang lain biasa aja… tapi….
Gak tau lah… susah tolerirnya…apapun , seberapapun pahitnya… please deh…

jangan mengeluarkan kata kata yang tidak benar…

karena pasti ketahuan… kalo bertahan .. minimal rasa was was, tidak nyaman dan bersalah selalu menyelimuti hati… coba  siapa yang merasa tidak enak??? diri sendiri kan….???

seri  curhat  , karena hari ini…sedang kecewa karena ada yang ketahuan bohong…

semoga tidak menjadi pembohong…. hiks…..

 
7 Komentar

Ditulis oleh pada 5 Juni 2010 inci Emosi diri

 

Tag: , , ,

Katanya sih belahan jiwa….

Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kita dustakan!!

Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kita dustakan!!

Pernah gak terpikir dan terlintas dalam hati, kita mengharapkan seseorang yang tepat untuk diri ?

Idih siapa juga yang enggak … hehehe

Pasti pernah lah ya! Bisa jadi sering , hmmm

Apalagi ketika kita suatu waktu dalam kondisi merasa sendiri butuh teman bicara dan berbagi…. Atau kata lainnya kesepian… ? hiks

Sebagian besar akan berpikir itu berhubungan dengan pasangan hidup…. Tapi apakah hanya itu yang bisa disebut belahan jiwa? ini kata kata yang lagi trend … tapi kesan nya agak lebay ya…biar deh 🙂

Bisa gak sih yang di bilang belahan jiwa itu ,orang tua, saudara, anak, atau sahabat? ,

Secara kodrat memang kita hidup mesti berpasangan laki laki dan perempuan…

Secara naluriah… kita mencari orang yang tepat untuk menjadi pendamping …. Disini orang sering terjebak… yang namanya belahan jiwa ya hanya satu satunya…. Masa sih..?

Pernah gak terpikir… dalam kurun waktu tertentu.. pilihan itu akan berubah dan berganti?? Dengan bertambahnya usia , pengalaman hidup, ilmu yang bertambah, lingkungan yang berubah, orientasi hidup yang mengalami pergeseran karena pergaulan, tentunya criteria nya akan mengalami pergeseran …

Pernah gak terpikir… hari ini dan besok bisa jadi kita mengharapkan seseorang yang berbeda … ? Read the rest of this entry »

 
8 Komentar

Ditulis oleh pada 12 Maret 2010 inci Emosi diri

 

menuju Ikhlas – Sempurna

aku ikhlas

ikhlas walau berat, euyyy !!

Sering kali orang dengan mudah mengatakan ” Aku ikhlas kok!..

Padahal terkadang rasa ikhlas itu sangat tipis batasnya dengan riya bahkan ujub yaitu amalan yang di kerjakan  telah  terkontaminasi oleh  ridho dan penghargaan orang lain seperti ucapan terima kasih, pujian bahkan ketenaran…

Riya dan ujub seringkali menggoda dan muncul di ujung usaha kita menuju ikhlas.

Beberapa waktu lalu mendengar cerita salah satu temen , rasanya begitu menyentuh…

Sseseorang yang merawat orang tuanya yang sudah sepuh dengan tulus dan ikhlas sungguh mulia, tapi akan tampak biasa bila kita bandingkan dengan seorang menantu pria terhadap mertuanya … emang ada?? Ada lah dan itu temenku sendiri… dengernya sempet termehek mehek ..kenapa…karena beliau lakukan menggantikan istrinya dan sodara2nya tidak bisa atau ndak mau  merawat sang mertua… knp? Ndak tau ..kan bukan itu yang mau kita bahas .. hehehe…

Sempat merasa bersalah karena membuat beliau menceritakan hal itu, takut nilai ikhlasnya berkurang… tapi semoga tidak…

Hanya ingin rasanya bisa membantu beliau meluruskan bahwa amalan tersebut akan sempurna nilainya .jika…. Caranya?

Kesempurnaan amal bisa dicapai  jika  dilakukan dengan disertai faham dan ikhlas. Faham bahwa amalan yang kita lakukan hanya karena taat terhadap Allah, karena menjalankan perintahNya. Ikhlas karena tidak mengharap ridho dan pujian dari siapapun kecuali pahala dari ALLAH SWT. Mudahkah?

Seringkali pada awal kita menjalankan suatu amalan, dengan ikhlas serta merta tanpa berpikir panjang kita kerjakan, tapi terkadang pada saat amalan sudah selesai , seringkali ada hal hal yang bersinggungan dengan penghargaan manusia yang membuat kita terlena , mengharap pujian, materi atau biar orang tau… semoga tidak yachh!!! Sayang bangeet euyyy…

“ Ketenaran adalah fitnah bagi orang yang lemah imannya” ( Imam Gozali)

Belajar untuk selalu instropeksi dengan menuduh diri kita selalu lalai dengan tanggungjawab dan kewajiban kita ternyata bisa membantu mengontrol nilai amalan kita. Yaitu dengan mengingat hal hal yang belum kita kerjakan dan kemudian menjadikan nya hal yang rutin, misal, duh belum tilawah, belum shalat dhuha, belum sedekah,dll… dengan begitu kita terhindar dari sikap Ujub , yaitu merasa sudah sempurna amalannya …fuiih… na’uzhubillah deh ya…

Akan lebih indah bila kita menjalankan apapun tanpa ingin diketahui orang lain, ibarat akar pohon dalam tanah, tidak tampak tapi menguatkan yang lain tanpa harus di kenal dan disebut sebut… woow keren… gimana cara nya…? Yah seperti dalam bersedekah if tangan kanan memberi yang kiri ndak perlu liat lah..do it and forget it !!

Dimanapun kita dan apapun amanahnya semestinya kita kerjakan dengan ikhlas…. Hiks3…. Jadi malu deh…

Ini bagian yang mesti banyak melakukan instropeksi, special buatku, soalnya sering kali kita terjebak pada ketidakpuasan pada pekerjaan yang sudah diamanahkan . Kerjaan kantor yang sering kali membuat kita jenuh apalagi jika dibarengi nilai apresiasi yang tidak semestinya dari perusahaan, sering kali tanpa kita sadari membuat kita zhalim, pada pekerjaan dan diri sendiri… astagfirullah.

Terkadang situasinya seperti chicken & egg, mana dulu yang zhalim ? perusahaan atau kitanya, hahaha… tapi janji Allah, Beliau tidak pernah menilai hasilnya , tapi niatan kita untuk taat mengerjakannya kok, mau bagus, juara berprestasi itu ndak penting yang penting kita tetap istiqomah ..jadi mungkin kita mesti gitu kali ya kalo di kantor… hayooo!! Bisa gak???

Sering mendengar keluhan , “ kenapa ya padahal kita dah menyelesaikan tugas dengan baik, loyal dan disiplin, tapi ndak pernah di hargai sama sekali sama boss”…

Ini ternyata penyakit hati loh, dan jelas lebih bahaya dari penyakit fisik .  Penyakit hati ini sangat manusiawi karena memang itu ada didalam diri, Kecewa, sakit hati, iri tapi jangan sampai dengki deh.. hehehe…

Kita harus terus waspada , evaluasi niat dan instropeksi, kenapa…??

Apalah artinya penghargaan boss, suami atau istri , karena pada kenyataannya pandangan orang akan sesuatu itu berbeda kan? Si A bisa bilang bagus, si B bisa bilang biasa aja dan yang lain bisa bilang keren… tapi yang sempurna tentu penilaian Allah , tak perlu di ragukan lah…

Kecintaan kita pada manusia sering kali menjadi bara, jangan pernah kehilangan keikhlasan kita karena fitnah yang menimpa keluarga sehingga kita jadi lalai akan amal kita. Jangan sampai hanya karena seseorang, nilai ikhlas kita menjadi hilang , na’uzhubillah….

Jadi apapun apresiasi orang terhadap hasil kerja kita itu tidaklah penting, yang penting Allah ridho dengan kerja kita, ok!! makin seru kan!!

Kita kerja bukan mencari keberhasilan kok, tapi lebih pada pencapaian keikhlasan tadi plus Bonus Ridho dari Allah… gak instan pasti… butuh proses panjang dan lama… puncaknya adalah KEDEWASAAN kita. Nilai keimanan adalah seberapa tinggi kedewasaan kita dalam menghadapi problema hidup. Semakin dewasa semakin bijak maka semakin mudah kita mencapai kemenangan menuju kesempurnaan Ikhlas dan Ridho Allah SWT..Amiin

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada 14 November 2009 inci Emosi diri, Uncategorized

 

goodbye’s the saddest word

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 2 November 2009 inci Emosi diri

 

Menahan diri

P1011274Bagi yang tidak biasa naik angkot di pinggiran kota Jakarta, tentu harus bersiap diuji kesabarannya .  Begitu banyak  jumlah angkot ,puluhan bahkan ratusan, dari berbagai jurusan dan  jalurnya pun  masuk ke jalan jalan kecil dan padat. Masalah timbul   mungkin karena bersumber dari banyaknya angkot dan kurangnya jumlah penumpang di jam jam tertentu. Trus  ujiannya dimana?

Yah, kita di uji justru oleh  supir-supir angkot  yang  sangat “sabar”,  bagaimana tidak!  mereka menyusuri sepanjang  jalur trayeknya  dengan kecepatan 20km/jam dan gang –gang kecil ditiap sisi kiri-kanan jalan mereka longok,  berharap ada calon menumpang.Terkadang beberapa menit berhenti di pinggir menunggu penumpang menuju ke ujung gang dengan berharap harap cemas.

Tentunya ujian kesabarannya khusus untuk orang yang  sudah naik angkot;  reaksi sungguh beragam, ada yang berdecak sebal, ngomel, atau hanya berasap tanpa mengeluarkan sepatah katapun dan memilih  turun berganti angkot lain….. hiks…

“ duh si abang ini sabar amat…gak tau apa kita sedang buru-buru di kejar jam kantor, ditunggu anak-anak dirumah, takut keburu banknya tutup, dan banyak alas an lainnya deh ….

Padahal bisa jadi di benak abang angkot itu, “kalo gak sabar ya udah sono naik taksi, atau beli mobil pribadi..ha ha ha…” emang gue pikirin… yang penting kan setoran hari ini dapet dan masih ada sisa buat kebutuhan sehari hari…masih kata si abang nii…

Hmmm…menahan diri untuk tidak terpancing situasi itu memang tidak mudah, kuncinya…ya setidaknya belajar memahami situasi orang lain…”kenapa ya  si abang angkot bisa  sabar gitu …ya bisa jadi karena sudah kerjaannya tiap hari…dia menerima itu sebagai bentuk ujian… dan semoga karena dia melakukannya dengan niatan ibadah, yaitu memenuhi kewajiban terhadap keluarga…berbaik sangka aja.

Dan untuk kita…selain belajar memahami perlu kiat kiat agar kita tidak terpancing…. Misalnya  menyibukkan diri , dengerin music dari hp atau iphod, baca buku, tidur menikmati suasana dalam angkot (banyak kok yang bisa …he he he) atau cara ekstrem lain…yaitu menunggu angkot yang sudah lebih dari separuh terisi… di jamin..gak ngetem…ha ha ha……

Ilustrasi diatas adalah bagian dari ungkapan, ” menahan diri dari keinginan hawa nafsu” artinya bagaimana kita mengolah gejolak yang ada dihati . Konflik kepribadian ini ada diantara rintihan jasmani dan tuntutan ruhani. Rintihan jasmani karena kita memikirkan tuntutan duniawi, seperti contoh diatas, takut telat, rindu pada keluarga, dan kebutuhan lainnya. Sementara ada yang lebih penting dari itu yaitu ruh kita yang membutuhkan ketenangan .

Dan solusinya adalah bagaimana kita bisa memadukan keduanya dalam kepribadian kita. Jika kita mampu menjaga keseimbangan keduanya berarti telah berhasil dalam ujian .

Tapi bagaimana caranya??

Allah dalam penciptaannya tentu telah membekali manusia dengan akal untuk menyelesaikan konflik dan melewati bermacam ujian.

“ Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan” (Qs. Al Balad(90):10)

“ Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir” (Qs.Al.Insaan (76): 3)

Secara alami , karakter manusia mengandung pergolakan antara baik dan buruk. Ujian yang nyata bagi manusia adalah semua hal yang diarahkan oleh keinginan dan akan ada pilihan ; memilih jalan kebaikan atau keburukan. Orang yang hanya biasa mengikuti keinginan hawa nafsu , sejatinya mirip dengan binatang. Orang yang hidup seperti ini kepribadiannya belumlah matang masih seperti anak anak.

Jadi mampu menahan diri untuk mengendalikan hawa nafsu adalah prestasi manusia pada derajat tertinggi kesempurnaan manusia.

“ musuhmu adalah nafsu yang tersebar di antara kedua belah sisimu. Orang yang mengendalikannya maka akan selamat dari kezhalimannya”

Jiwa akan menjadi tenang dan tentram yatu NAFSU MUTHMA’INNAH ( nafsu mengajak kebaikan)

“ Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yag puas lagi ridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surgaKU ( Qs. Al-fajr(89):30)

Semoga bermanfaat…..

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 29 Juli 2009 inci Emosi diri

 

lupa… lupa…ingat…

LUPA…LUPA…

P1011273Perjalanan mudik tahun lalu ternyata menyisakan kerinduan ingin bertemu sahabat-sahabat lama…….

Yah setelah 5 tahun tidak pernah merayakan hari raya Idul fitri di kota  kelahiran…rasa-rasanya..tiap detik berada disana kenikmatannya berbeda….apalagi ketika menyusuri sudut sudut jalanan bersama keluarga, berhenti di tempat tempat yang membawa kenangan …hmmm…..tak terkatakan…

Entah kenapa baru sekarang setelah 19th meninggalkan kota kelahiran….padahal waktu kuliah tiap tahun pulang mudik …. dan saat sudah bekerja tiap minggu pulang juga…tapi keinginan mencari rasanya berbeda dengan sekarang….

Bisa jadi karena waktu itu sudah memiliki lingkungan dan komunitas sendiri…..lebih focus ke temen kuliah dan teman kerja… entahlah….

Iseng-iseng intip di friendster kali aja bisa nemu nama seseorang yang kukenal…tapi karena ingatan ku sangat terbatas….( ini penyakit yang mesti segera disembuhkan deh..he he he )…..kok ya susah….

Entah hari keberapa… akhirnya aku menemukan nama yang rasanya popular waktu di sekolah dulu….(tapi tetap gak tau popular karena apa………….duh separah itukah … ha ha ha ha ha…

Singkat kata jadilah aku sebagai anggota milis…seneng banget…. Karena seperti menemukan sesuatu yang lama menghilang…( la emang iya…)………

Beberapa hari ikut aktif…kok gak ada temen-temen deketku dulu…temen sekelaspun jarang… dan rasanya jarang pula diantara anggota milis mengenaliku….hu hu hu hu … Jadinya agak segan juga untuk terlalu sering nimbrung obrolannya… sepertinya jarang nyambungnya…. Mungkin karena gak punya story sama sekali waktu dulu jadinya gitu deh………..

Walau begitu tiap hari tetap memantau dan membaca obrolan mereka…….karena subhanallah… itu membantuku untuk mengembalikan ingatanku yang sudah banyak sekali hilang….

Banyak EMOSI yang muncul ,

Senang & gembira karena menemukan banyak teman lama tapi baru kukenal….

Sedih & kecewa karena temen deket gak ada di milis huhuhu….

Iri melihat temen temen milis sangat akrab dan dekat..Kok aku gak ya??? Hu huhu lagi

Sesal….. sepertinya dulu aku gak banyak teman, gak memiliki memory banyak untuk berbagi …. Tapi kenapa ya?… apa karena terlalu membatasi diri..? entahlah…

Tapi puncaknya sih… happy karena sebagian memoryku banyak yang ku ingat kembali….. yang tadinya inget nama aja…mulai inget dikit-dikit…  sekarang sih sudah agak lumayan…setidaknya kerinduan itu cukup terobati…

Seiring berjalannya waktu dan terbantunya dengan jejaring pertemanan yang lagi ngetop… Alhamdulillah sahabat..yang lama mulai bermunculan…baik  smp , sma , kuliah , dan temen kerja dulu …subhanallah senengnya….

Dan itu sangat membantu untuk mengingat semuanya,…kejadian-kejadian kecil bersama , keceriaan yang sempat terlupakan , menjadi bahasan  yang menarik untuk mengingat masa lalu…. yah semoga kita tidak terlena…. setidaknya membantu menstimulasi kembali ingatan kita….sehingga kita bisa mensyukuri nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kita selama ini…. dengan kembali ke masa lalu …membuat kita bisa mengerti …bahwa apa yang kita alami sejak kita kecil sampai dewasa ini, adalah bagian dari rencana Allah yang terbaik…itulah yang selalu dan makin lama makin ku yakini…

Memang kita tidak boleh selalu dibayangi oleh masa lalu, namun terima atau tidak… rentetan keping-keping momen tersebut adalah pijakan langkah, tumpahan sejarah serta skenario hidup yang ternyata merupakan salah satu ANUGRAH terbesar yang telah diberikan oleh Sang Sutradara Kehidupan ALLAH SWT yang Maha Berkehendak…

Ayah dari ketiga anakku seringkali menasihati kepada buah hati kami bahwa apa yang kita dapatkan saat ini adalah HAL terbaik yang diberikan oleh-Nya… Oleh karena itu, segala usaha untuk kembali merangkai kejadian di masa lalu adalah wujud dari syukurku memiliki HAL-HAL TERBAIK dalam hidup yaitu……PERSAHABATAN KITA !!!! Itulah yang terbaik yang pernah dan akan selalu ku miliki dan rasakan… Terima kasih Sobat…

INGAT………

Kata lupa biasanya akan diikuti kata Ingat, karena orang lupa sangat perlu untuk diingatkan….. dan didalam Alquran banyak sekali di ulang-ulang kata yang sifatnya peringatan , yang notabene asal katanya “ingat”

Kenapa?

Terapi untuk menyembuhkan lupa adalah berupa “pengulangan”… di dalam Alqur’an banyak diulang ulang kalimat “peringatan’’yaitu untuk mengingatkan hambanya agar tidak lupa pada Allah & Hari Akhir … kalimat peringatan ini bisa dalam bentuk hidayah,kabar gembira , kabar buruk, bukti nyata …

Didalam al-qur’an juga ditemukan beberapa jenis lupa,

Kami akan membacakan (Al Qur’an) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa, ( Qs.Al A’laa(87):6

Penumpukan informasi lama dengan informasi baru bisa membuat lupa akan peristiwa, nama orang serta beragam informasi lain

Ada jenis lupa yang hanya sebagian atau lebih di kenal dengan linglung…, jenis ini bisa jadi disebabkan oleh intervensi informasi yang datang kemudian. Sehingga informasi lama tercampur aduk dengan informasi yang baru atau bahkan hilang sehingga yang diingat hanya sebagian…

(Nabi Musa AS),Muridnya menjawab: “Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.” Qs.Al Kahfi(18);63

Tapi yang pasti jangan masuk ke jenis yang satu ini deh..yaitu lupa terhadap Allah & hari Akhir…lupa ini adalah meninggalkan ketaatan kepadaNya…sehingga Allah memalingkan anugerahNya dari mereka… hmmm, na’uzhubillah………..

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. Qs.Al hasyr(59);19

Untuk mengobatinya perlu dilakukan pengulangan yaitu berzikir dan bertasbih yang dilakukan tiap pagi dan petang ……….

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.( Qs.Al Ahzaab(33):41

Mengulang ulang dengan terus mengingat Allah SWT dapat membentuk sikap yang senantiasa berdzikir dalam tiap kesempatan tanpa ada paksaan…..

Tentu saja metode yang dianjurkan dalam alquran ini dapat di menyembuhkan jenis lupa yang lainnya yaitu dengan mengingat dan mengulang informasi… subhanallah….

Semoga kita semua terhindar dari, lupa mengingat Allah SWT pagi dan petang,…ya lupa-lupa akan hal yang bersifat dunia masih bisa di maafkanlah…..he he he

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 19 Juli 2009 inci Emosi diri

 

marah vs. maaf

P1011276Merupakan hikmah Allah , membekali seluruh mahluknya dengan emosi-emosi. Ada keterkaitan antara emosi dengan motivasi, karena motivasi selalu diiringi oleh emosi. Emosi dapat membantu kelanggengan hidup mahlukNya.

Ada banyak emosi yang tercantum dalam Alqur’an, tapi karena bahasa emosi sering diindentikkan dengan amarah….maka kita bahas dulu hal yang satu ini…

Rasa marah dapat membantu manusia menjaga existensinya. Kita bisa lihat , jika seseorang sedang marah, maka kekuatannya akan bertambah besar, kalo kata orang adrenalinnya naik…(ini sejenis hormon yang mempengaruhi hati dan menambah kadar gula…makanya kekuatan orang meningkat… dan biasanya kekuatan ini meluas dan tidak disadari … sehingga memungkinkan untuk membela diri bila sedang dalam kondisi terancam.

Dalam merespon amarah, biasanya manusia cenderung mengarah pada tindak/aniaya pada hambatan, yaitu mengarah pada objek lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah yang sedang di hadapi. Misalnya: seorang kakak sedang marah atau kecewa terhadap orangtuanya, maka bisa jadi dia melampiaskan kemarahannya kepada adiknya, atau malah menyakiti diri sendiri.

Dan di Al-qur’an kondisi displacement ini ternyata di contohkan pada kemarahan nabi Musa As terhadap kaumnya, saat beliau melihat mereka menyembah anak sapi yang di buat oleh samiri dari emas. Tapi kemarahan beliau ditimpakan kepada saudaranya nabi Harun AS dengan menarik rambut dan memaki-makinya ( Qs.Al A’raaf(7):150).

Ketika amarah menguasai seseorang , kemampuan berpikirnya cenderung tidak jernih, sehingga bisa mengeluarkan kata-kata yang tidak layak , yang setelahnya akan disesali ketika amarahnya reda.

Disini kontrol emosi sangat diperlukan, ya dari pada menyesal belakangan. Setidaknya control rasa amarah ini bisa bermanfaat untuk : menjaga kemampuan berpikir, keseimbangan tubuh, emosi menjadi stabil dan kesehatan fisik.

Janji Allah SWT bagi orang yang bisa menahan amarahnya adalah dengan pahala yang banyak. Dan kunci dari menahan amarah adalah “memaafkan”……….

………..dan apabila mereka marah , mereka member maaf (Qs.Asy-syuuraa(42):37)

“ Maka maafkanlah mereka dengan cara yang baik” (Qs.Al Hijr(15):85)

Kestabilan emosi akan menjauhkan seseorang dari tindak kekerasan kepada orang lain…………

sudahkan kita menjadi pemaaf…..?

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 18 Juli 2009 inci Emosi diri