RSS

Arsip Tag: cinta

Ketika Cinta Itu Hadir


Kebanyakan pribadi selalu fokus pada apa yang dirasa, apa yang diinginkan dan apa yang diharapkan.”

Seringkali kita lupa bahwa ada pribadi-pribadi lain yang memiliki harapan yang keinginan yang sama.

Benturan akan terjadi ketika muncul adanya ketidaksesuaian, karakter, latarbelakang,pendidikan dll.  Maka bisa jadi bermunculan penyakit-penyakit hati spt prasangka, benci, cemburu , iri hati ….maunya sihh tumbuh cinta 🙂

Sejak kecil orangtuaku sering mengajarkan berbagai karakter manusia yang baik dan tidak dengan melihat bentuk fisik seseorang. Hal itu melekat diingatanku sampai sekarang, dan sering jadi pedomanku ketika pertamakali bertemu dengan seseorang. Tidak selalu benar sih! tapi terkadang bisa jadi rujukan untukku agar berhati hati dengan orang baru.

Efek negatif untukku adalah kecenderungan memproteksi diriku ketika bertemu dengan ciri ciri yang digambarkan orangtua sebagai karakter yang negatif

Yang ini pasti gak cocok ni sama aku…

Keknya orangnya nyebelin deh…,

Gak asik banget gayanya….. begitu  deh jika aku bertemu pertama kali dengan mereka.

alhasil temanku tidak banyak… cenderung pilih pilih…kadang kepilih…hehe

Bisa jadi ini ada hubungannya dengan kucing, mengapa aku sangat tidak suka. Dan lebih suka dengan anak ayam…kok bisa..? soalnya  dulu di rumah pelihara ayam sampai ratusan ekor…haha

Dan tak ada yang tak mungkin ketika kita mau belajar .

Belajar menerima kelemahan yang lain merupakan salah satu kunci untuk bisa dengan mudah menumbuhkan rasa suka akan sesuatu.

resepnya?

1. Menyingkirkan EGO

2.Menerima kelemahan dan kekurangan (gak gampang banget duehh)

3.berpikir positif (standard tips,,,tapi  manjur…dan susahh..hehe)

4.Menahan diri (jangan mudah terpancing…mentok2 sering2 istigfar dehh))

5. Instrospeksi ( ya iyalah..eitss tunggu…  ini kuncinya lohh)

Orang sering banyak menuntut segala sesuatu, berharap orang suka dengan kita… tapi sering kali lupa… apakah sudah berkaca ….

“Sudahhkah diriku pantas untuk dicintai??”

Coba bandingkan dengan pertanyaan ini :” Mengapa orang tidak suka sama aku ya”

Kira-kira mana yang berefek lebih positif?

Aku tidak rekomen ke anak-anakku untuk kalimat kedua.

Karena  pertanyaan kedua cenderung nyalahin orang.

Dan Susah ya kalo sudah bicara mindset.

Melanjutkan cerita tentang kucingku saja ahhh…

Dari pengalaman dengan kucing…aku bisa menambahkan  point 6 tipsnya yaitu : membiasakan!!…

Setiap hari  mau tidak mau ketika  anak-anak lalai merawat mereka… aku yang turun tangan… awalnya menggerutu ada… kadang teriak2 panik karena dilendotin…

disadari atau tidak, disengaja atau tidak.. rasa suka itu akan tumbuh,,,selama empati dalam diri kita masih tersedia untuk sesama makhluknya…. SETUJUU kan??

Dan hari itu aku merasa kehilangan  ketika salah satu kucing kecil ku tertidur diantara tumpukan baju baju kotor dan dia tidak bisa keluar dari sana… hiks…SEDIHLOHH.

setidaknya .. aku mulai tahu ada benih benih cinta dan empati yang mulai tumbuh…

Dan tidak ada yang tidak mungkin…. 🙂

Dan untuk kesekian kalinya suami dan anak2ku mengadakan prosesi penguburan untuk kucing di kebun sebelah rumah.

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada 5 Juni 2012 inci Cahaya Hati, Seputar diri

 

Tag: , ,

antara benci dan cinta

Pernah belajar menyukai sesuatu yang kita benci ?

minimal mencoba lah…

 

aku tidak suka dengan  kucing sejak kecil. Tidak pernah berfikir bahwa binatang yang satu ini sangat cantik dan lucu. Jangankan kucing kampung, dengan  kucing yang paling mahal pun aku tidak pernah tertarik

kalau ditanya mengapa? Biasanya dengan cepat aku menjawab, karena binatang yang satu ini terlalu manja, dan sepertinya malas  dan yang pasti  aku paling geli jika sudah mulai mengusap kaki kita, ketika mereka minta makan . duh menyebalkan sekali .Situasi itu  tentu saja kuyakini tidak mungkin bisa dirubah .. sekali tidak suka tetap tidak suka

singkat cerita  sejak kegiatan ku lebih banyak di rumah,  rumah sering menjadi tempat singgah kucing  beranak. Dan karena empati  saja aku akhirnya “”rela”  merawat  anak kucing yang lahir di rumah  seadanya. Itu karena anak anak merengek . Dan situasi ini terjadi tidak hanya satu kali loh.

Lama lama aku berfikir ,ini bagian dari tanda yang Allah berikan . Apa? pertanyaan ini memang  belum menemukan jawaban  saat itu.

Makin lama kucing di sekitar rumah banyak yang harus di rawat deh  Duh duh asli saat itu aku merasa kerepotan dan kadang jengkel … apalagi kalau sudah urusan kotoran mereka ya.. jiahh .. sungguh aku tidak mengerti  serba serbi  soal kucing.Alih alih khodimat   di rumah  bertambah pekerjaan secara aku  paling tidak tahan dengan urusan seperti itu.

Sebulan lalu aku menengok tetangga yang baru melahirkan , kebetulan dia pecinta kucing… begitu masuk rumahnya di depan pintu  berjejer kucing  yang sedang tidur. Macam macam jenisnya. Pertanyaan perihal kucing keluar juga dari mulutku …. (eit sejak kapan ya aku mulai peduli dengan habitat binatang satu ini )  Dan ketika aku ditunjukkan 3 kucing kecil yang baru lahir ,  entah bagaimana ..komentar yang keluar dari mulut kok menunjukkan rasa ketertarikan… ehmm .. sepertinya suamiku  heran ( dia bilang beberapa hari setelah kejadian itu )… alhasil  tetanggaku itu menawarkan 3 anak kucing itu untuk ku pelihara… anehnya lagi aku bilang mau… ckckck…

3 hari kemudian  3 anak kucing itu sudah  berada dirumah …  selanjutnya???

apakah diriku sudah jatuh cinta sama kucing? … ehmmm .. bersambung  aja ya…

.. to be continue …  🙂

 

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 1 Juni 2012 inci Cahaya Hati

 

Tag: , , ,

Menyoal… Puber Kedua

“ Pak kayaknya aku lagi puber kedua deh’!

Kalimat itu meluncur  begitu saja dari mulutku , ketika kami sedang ngobrol santai berdua

” Kok bisa? ” , jawabnya sembari senyum senyum.

Sepertinya beliau sedang berusaha mencerna ucapanku.

Hii.. reaksi yang sudah kuduga!

” Trus… ?  “ tambahnya…

Ku diskripsikan   apa yang  kualami… :p

ehmm… sepertinya tidak ada yang membuatnya kawatir dengan uraianku… 🙂

Tentu akan timbul pertanyaan, kenapa aku bisa punya pikiran seperti itu kan ???

Sungguh, awalnya hanya karena beberapa waktu yang lalu dapet sms dari seorang teman sekolah dulu,

“ Jeng, tolong tanyakan dong temen cowok kita yang pernah komen di wall FB mu itu masih lajang apa dah punya istri?”

Kenapa? Tanyaku balik…

“ Ada salah satu temen kita naksir dia , kali aja ada peluang….”

“ oo gitu toh”

Waduuh… gimana cara ya? Secara aku ndak gitu akrab, masak ya langsung tembak???

Karena yang tanya temen deket , tergeraklah diriku tuk cari info . Dan ketemu lah sumber dan ternyata sangat akurat sampai lumayan detail karena ada bonus gosipnya… duh duh…alih- alih,.. kata maklum yang cocok untuk situasi ini adalah menyimpulkannya sebagai puber kedua saja … hehe

Maksudnya biar ndak perlu kepanjangan dibahas, nanti malah jadi refot… , biarlah dengan gossip itu, yang penting dah dapat info kalo sudah ada yang punya… hehe

Tugas selesai… yups …case close… 🙂

Tapi tidak untukku…penasaran tetap…kenapa…??… bukan gosipnya loh !!!

Mengapa orang selalu beranggapan kalau PUBER Kedua identik dengan SELINGKUH ??


Tapi ketika mencoba mencerna kasus tadi , rasanya gak gitu deh, pasti ada penjelasan yang rasional dan masuk akal …

Apalagi , setelah aku sedikit membahas masalah ini dengan salah seorang teman sharing yang kebetulan cowok… iih..reaksinya itu loh… menurutku agak berlebih…

Ketika kukatakan bahwa bisa jadi dia lagi kena syndrome puber kedua ini… iseng sebenernya..xixixi…

Tapi jawabnya sedikit sewot dueh….

“ Kalo aku sih absolutely gak mungkin, kamu kaliii!!! Gitu katanya … jiaaahhhh!!!

“ Ho ho ho… masa sihhh….la kok seperti takut ketahuan… hehehe… becanda duehh…”

Padahal indikasi dan gejalanya tampak jelas… hayuuuk… ngaku duehhh…

Tak apalah… tapi asal tau ajah, menyangkal adalah solusi buruk… piss ya pren….!!!

Tetap ada manfaat dari tiap percakapan bukan?

Kalimatnya yang terakhir cukup memicuku untuk berfikir, bisa jadi diriku memang iya kena syndrome itu…

Dan pasti ada jawaban bahwa Puber kedua bukanlah sesuatu hal yang selalu BURUK …

Browsing adalah cari yang paling cepat , ada beberapa artikel yang menarik perhatianku…

Tapi gak mungkin lah kalo kita terima mentah mentah, jangan 2 itu hanya teori bukan… tapi sempat ketemu juga kalimat yang cukup menarik !!!

Solusi mengatasi Puber kedua adalah cari tau apa itu Puber kedua dan lewati masa itu dengan menyenangkan !!

Lah aku lagi nyari niih… brarti… tinggal melewati masa itu dengan hepi dong… hehehe..

Loh emang bener ya aku ni lagi Puber… halahhh…. gubrakkk!!!

Bukan itu poinnya ahhh, …

Rasanya belum sreg kalo sedikit pemahaman ini tanpa dibarengi melihat kenyataan yang ada. Dan terinspirasilah daku untuk terus mengamati orang orang di sekeliling. Paling asyik mengamati temen-temen seusiaku, secara kan emang pas memasuki rentang usia yang diindikasikan terjangkit puber kedua ini… hahahaha…penyakit kale!!!

Dan rasanya nemu kata kuncinya nih yaitu pahami diri , akui dan berbagi …

Kenapa?.. hmmm muhasabah emang selalu merupakan hal yang sangat penting ya…… berbagi? Tentunya sharing lah dengan pasangan masing masing…

Yachh….

Fase ini pasti akan dialami oleh semua orang di rentang usia 30 s.d 40.. walau kadang terjadi pergeseran usia sih, karena ada yang bilang sampai 45. Sebenernya ini semacam syndrome memasuki usia paruh baya, dari dewasa menuju tua.

Pemicunya bisa macam macam, yang paling menonjol kayaknya factor kebosanan dan eksistensi.

Kok bisa…???

Bosan, jenuh dari kehidupan yang monoton dan “ gitu gitu aja” , bisa jadi membuat seseorang memiliki kesempatan untuk mengekspresikan diri .Kemudian berprilaku seperti waktu muda dulu, tujuannya? Selingkuh??? Bukan lah!!! Itu hanya efek bagi orang yang keblinger ajah…:p

Motivasi nya sebenernya hanya ingin keluar dari lingkungan yang menjemukan dengan berekspresi seperti waktu muda dulu, karena dibumbui soal eksistensi ya terkadang membuat cara mengekspresikannya cukup menarik perhatian orang luar.

Yups… terkadang sebenernya hanya butuh jawaban saja… misalnya,

Kira2 gue masih laku gak ya kayak dulu??? 😀

Tapi benarkah ini akan berlaku ke semua orang??? Kurasa iya sih…

Tapi kok ada yang kelihatannya ndak pernah mengalaminya? Ini masalah output tiap orang kan beda beda, belum lagi kesempatan seseorang untuk berekspresi kan berbeda juga plus karakter tentu saja sangat berpengaruh dalam situasi seperti ini kan?

Dan menurutku orang yang memasuki usia puber kedua , ketika tidak biasanya dia memiliki semangat tinggi seperti waktu muda dulu , bisa dalam berkarya maupun bersikap. Menjadi lebih optimis , kreatif dan memandang masa depan lebih dari biasanya , bisa menjadi indikasi seseorang memasuki fase ini. Ini juga tergantung motivasi dan berada dilingkungan seperti sih. Karena justru ada banyak orang yang bersikap sebaliknya dalam memasuki fase ini.

Jadi tampak tidaknya sepertinya tergantung kemauan untuk mengekspresikan, dan itu butuh motivasi dan pemicu…

Jika seseorang sewaktu masa muda dulu sudah terpuaskan dalam kehidupan sosialnya , bisa jadi tidak akan tampak mengalami fase ini. Pengecualian buat orang orang yang “ special kasus lah ya”… ini kan bahasan “ pada umumnya”…. hehehe

Nah kalo kehidupannya belum terpuaskan di waktu muda, bisa jadi cocok dengan kalimat Mario Teguh minggu lalu di salah satu Sta TV , ketika membahas tentang cinta monyet…:

“ Banyak orang yang dimasa jayanya mempertaruhkan hargadiri dan martabatnya hanya karena ingin menyelesaikan gejolak romantika waktu mudanya yang tertunda alias belum kelar”

Berarti kalo masih punya CLBK ( cerita lama belum kelar )… siapapun punya peluang untuk mengalaminya kan?? … Cerita loh ya… !!! hehe

Norma , moral dan keimanan seseorang yang akan membedakan hasil akhirnya bukan ?

Bagaimana dengan PUBER KEDUA WANITA??

Memang wanita puber juga? Ya iyalah… 

Wanita pekerja dengan Ibu rumah tangga tentu beda kasusnya,

“ Peluang” lebih besar wanita pekerja, tapiiiii…. yang lebih banyak terkena syndrome ini bisa jadi malah ibu rumah tangga loh… kok bisa???

Kembali lagi menyoal berekspresi… banyak kesempatan untuk ini pasti wanita pekerja kan???

Wanita juga mengalami fase puber kedua tapi seringnya tidak tampak atau tidak terekspose untuk bisa mengekspresikan diri…

Bisa jadi karena sudah direpotkan dengan pubernya sang suami yang datangnya bersamaan atau kesibukan mengurusi anak anaknya yang sedang mengalami fase puber juga… oooh ibu… hiks

Nah ada kasus tertentu , terkadang banyak perempuan mengalami fase ini sangat tampak… Dan andaikan sang suami bisa mengimbangi gejolak itu… pasti tidak akan timbul masalah bukan …?

Memangnya apa sih yang dibutuhkan istri jika mengalami fase puber kedua ini??

Ternyata hanya kebutuhan interaksi dalam bentuk romantisme untuk mengembalikan eksistensinya didalam rumah. Suami yang sibuk dan anak anak yang sudah memiliki kesibukan masing masing bisa jadi sebagai pemicu. Sehingga si wanita merasa tak dibutuhkan dirumah. Diakui atau tidak perubahan factor ekonomi dan sosial sangat berperan disini .

Perlakuan manis, kenyamanan dan keamanan emotional adalah hal yang dibutuhkan seorang wanita. Dengan ini fase puber menjadi hal yang menyenangkan tanpa gejolak… jelas tugas suami adalah harus menyediakan waktu khusus.

Selain itu Instropeksi dua belah pihak penting dilakukan sehingga rasa hormat, kasih sayang,penghargaan,romantisme dalam kehidupan perkawinan selama ini akan tetap terjaga

Atas dasar hasil introspeksi ini bisa didiskusikan untuk melakukan kesepakatan kesepakatan perbaikan diri agar jalinan rumah tangga tetap utuh dan penuh kasih.

Mudah bukan???

Oohh indahnya……

Nemu rangkaian kata dalam doa yang rasanya cocok buat situasi ini deh,

Ya…Tuhanku yang Maha Agung dan Mulia…..

Sekiranya dia tergoda dengan keindahan duniaMu

Limpahkanlah aku kesabaran untuk terus membimbingnya

Sekiranya dia tunduk terhadap nafsu yang melalaikan

Kurniakanlah aku kekuatanMu untuk aku memperbetulkan keadaannya

Sekiranya dia menyintai kesesatan

Kau pandulah aku untuk menarik dirinya keluar dari kelenaannya

Sekiranya dia adalah pasangan (jodoh) yang dirahmati olehMu

Berilah aku kesabaran dan petunjukMu untuk menghadapi segala perbuatannya.

Katanya siiih….

Semua orang akan mengalami tahap ini, namun pastinya akan berbeda situasi dan kondisi,

Sepertinya yang harus dilakukan adalah :

” bijak dalam menghadapi dan menyikapi .. baik jika terjadi pada diri kita maupun pasangan…. Ho ho …”

Sempet nemu artikel yang memberikan solusi untuk mempertahankan rumah tangga jika terjadi gejolak Puber kedua ini : seperti bergaya hidup sehat, hindari stress, bertamasya berdua tanpa anak, kejutan kejutan menyenangkan untuk pasangan, membuka album kenangan lama, dll

Kalo saran dariku…. Simple… !

Selalu membangun komunikasi sebaik dan seterbuka mungkin dengan pasangan…. Hmmm

Silahkan mencoba!!!!!…

” Jadi gimana kalo aku puber kedua beneran?, lanjutannya tadi nii..:p

” Kudukunglah…!!! Lakukan yang menurutmu nyaman dan terbaik … silahkan kamu eksplore hasrat yang dulu sempat tertunda disaat muda … yang penting positif menurutmu… dan aku percaya….!  Halaaah… jawabannya ituloh … gubrakkkk…. tx dear..!

Ini buahnya komunikasi terbuka…. Hehehe…

Dikasih kepercayaan itu mahal harganya kan…  ? bagaimana kita pandai menjaganya atau tidak.

Tapi bisa jadi ..kalimat seperti itu yang dibutuhkan. Ini jika memang benar sedang dilanda puber kedua… hufft tetep belum yakin iya apa gak sih?? xixixi

” Emang sedang ngrasa apa sih bu… kok bangga bener puber kedua???.. 😀

Ada deh… nanti di next tulisanku ..bakal dikupas tuntas tass tass ….. hehehe

Yang pasti.. menumbuhkan kepercayaan diri, menambah motivasi dan membangkitkan semangat hidup yang dulu kita miliki di waktu muda… bukankah itu bagian dari solusi untuk melewati fase ini???

Selalu ada hal positif dalam setiap peristiwa dan kejadian bukan???

Yuuuk kita ambil hikmah didalamnya…

Maka kita akan semakin arif dalam menjalani kehidupan ini , InsyaAllah….

Dari berbagai sumber plus mengamati, menyikapi , memaknai dan memahami…..

Note :

ngutip artikel ini dari ruanghati.com

Ini survey buat khusus pria ,  tapi secara diriku 39 th juga… hehehe

“ Ternyata, ketika usia pria diakhiri angka 9, seperti 29, 39, 49, atau 59 tahun dan seterusnya, emosi mereka labil. Hal ini dikarenakan mereka akan memasuki fase usia yang lebih matang atau dengan kata lain tua. Kondisi tersebut, menurut situs IllicitEncounters.co.uk, membuat pria merasa cemas dan tidak percaya diri. Apalagi jika mereka belum mencapai target hidup mereka, misalnya dalam hal karier atau materi.

Maka itu, kecenderungan mereka berselingkuh adalah dengan alasan untuk mendongkrak rasa percaya diri. Jadi, bagi Anda yang punya pasangan memasuki usia kepala 3, 4, atau 5, berhati-hatilah. Cobalah untuk mengajak pasangan mengalihkan rasa mindernya ke hal-hal lain yang lebih positif. Khusus untuk Anda yang punya pasangan berusia 39 tahun, waspadalah…sebab, menurut data IllicitEncounters.co.uk, usia yang paling banyak melakukan perselingkuhan adalah 39 tahun. Tapi tak perlu khawatir dulu, itu kan survei di luar negeri, bukan di Indonesia. 😉 “

 
23 Komentar

Ditulis oleh pada 31 Maret 2011 inci KENALI DIRI

 

Tag: , , ,

Mengenang… Ibu

Pagi ini bersama Dian, kusempatkan ziarah ke makan Ibu.

Sepulang dari sana belum ada tujuan yang pasti . Tanpa direncana , kami tergerak untuk mampir di salah satu rumah di komplek tempat bapak tinggal.

Wajahnya menyiratkan kebingungan ketika kami berdua melangkahkan kaki masuk kehalaman rumahnya…

“Siapa ya?”….

Ketika kami sebutkan nama ibu Almarhumah, beliau serta merta memelukku erat sekali…

Ingatanku kemudian melayang 26 tahun lalu, pelukan beliau inilah yang membuatku mampu menangis setelah selama berjam jam hanya bisa tercenung di sudut kamar, ketika mendengar kabar ibuku meninggal  😦 . Waktu itu usiaku 12 tahun, jenasah ibu didampingi bapak masih ada Rumah Sakit di luar kota. Beliau orang pertama yang menghampiriku saat itu, mungkin yang lain tidak tega  ya. Pelukan seperti ini yang membuatku bisa menumpahkan rasa sedihku saat itu…

Beliau adalah Ibu Dien . Salah satu sahabat terdekat di tempat ibu dahulu bekerja sebagai seorang guru. Seingatku setiap ada kegiatan ektrakurikuler mereka berdua selalu bekerja sama dan selalu bersama juga ketika di luar jam kerja.

Hiks.. sudah lama ku tidak merasakan haru seperti ini setelah sekian tahun … entah karena memori yang sedikit tentang ibu, atau karena terlalu disibukkan urusan duniawi … entah…

Apalagi dian ya… sama sekali tidak memiliki memory apapun tentang Almarhumah, kecuali tahu cerita bahwa ibu meninggal karena melahirkan dia … semoga tidak pernah ada rasa bersalah didalam hatinya ya… 

Aku jadi ingat obrolan beberapa waktu lalu dengan seorang teman lama . Ada kalimat yang terasa asing karena menurutku aneh dan hampir tidak pernah kurasakan

“ Aku sering menangis kalo ingat Almarhumah ibuku” katanya

“ Hah, kenapa? “…

Dalam hatiku “ kok bisa? “ secara dia laki-laki , kok bisa semelow itu ya…

“ iya inget kalo aku pernah melakukan hal yang kurang berkenan saja”

Duh… ada sih ingatan ku waktu kecil kalo suka bandel dan gak nurut… tapi itu gak membuatku sampai menangis loh…

Rasa heranku ini membuat ku mikir sih … sekering itukah memory ku ? Tanpa haru biru … hiks

Namun, Silaturahimku hari ini ternyata cukup memberiku rasa itu, memory yang disuguhkan ibu Dien dengan segala kenangannya dengan Almarhumah ternyata mampu membasahi hati ini.

“ Kalo kalian aku ndak pernah lupa… apalagi kamu “ , kata bu Dien padaku.

“ Ternyata Dian mirip sekali dengan ibumu ya ”

“ Ayo , silahkan masuk”

Wajah renta nya aku perhatikan, sembari mencoba mengira ira ibu mungkin seperti beliau seandainya masih ada, bahkan ibu lebih muda 8 tahun … duh sudahlah… jadi mikir yang tidak tidak deh. 

Ibu Dien ,tinggal seorang diri di rumah itu, anak-anaknya tinggal dirumah masing masing sesekali menengok katanya.

Setelah sedikit menjawab pertanyaan kami .. beliau sibuk menceritakan banyak hal tentang ibu. Kenangannya, persahabatannya, kedekatannya, sifat dan karakter ibu dan hal hal kecil lainnya yang selama ini sama sekali tidak kami ketahui. Sosok ibu kami di mata sahabatnya, sisi lain yang tidak pernah ada dalam memory kami.

Disela sela kalimatnya, sering kali beliau tercekat dan kemudian tidak bisa menahan tetesan air mata beliau… duh duh… cepat cepat aku berusaha memalingkan muka… agar tidak terlalu terbawa suasana. Tidak terpikir sama sekali begitu melekat ingatan beliau terhadap ibu. Subhanallah, cerita beliau sangat detail dan rinci, sampai ke waktu tiap peristiwa… masyaAllah… di usia nya yang menginjak 70 beliau masih mengingat semua itu, indah sekali persahabatan itu.

Mungkin timbul pertanyaan, memang selama ini tidak pernah ketemu atau tau beliau ini… tentu saja ketemu pernah .. namun karena jarak dan waktu yang tidak memungkinkan… kami tidak pernah bisa mengobrol seperti sekarang ini.

Sering kali orang banyak bertanya bagaimana cara berbakti dengan orang tua kita yang sudah meninggal, sering kali orang berfikir setelah orangtua meninggal tidak ada yang bisa dilakukan kecuali hanya berdoa sebagai wujud bakti kita.

Jarang yang tau bahwa islam mengajarkan cara berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal adalah dengan menyambung tali silaturahim dengan kerabat saudara dan sahabat sahabatnya.

Subhanallah.. kali ini esensi nya sangat terasa… sungguh menguras hati kami yang sudah kering dan tertutup memory baru…

Setidaknya pengalaman ini menjawab rasa heranku, terhadap teman ku tadi… toh aku sekarang bisa menangis ketika menuliskan ini, aku bisa terharu mendengarkan cerita ibu Dien dengan kenangan panjangnya dengan ibu, dan bisa merasakan kekaguman memandangi foto foto yang belum pernah kami lihat sebelumnya di koleksi foto album beliau. Dengan semangat & repotnya beliau bongkar koleksinya tanpa kami minta. Hanya karena  ingin memuaskan kenangannya dan berbagi pada kami. Kerinduan akan kenangan indah dimasa lalu, ternyata cukup menyegarkan dan bisa mengurangi sedikit rasa kesepian di masa tua. Hiks…

Dan ada kebahagian yang tidak bisa di katakan ketika kami sadar bahwa kami telah di lahirkan oleh seorang yang dikenang secara positif oleh salah satu sahabatnya.

Dan tiba tiba kebanggaan itu menyeruak ketika sadar bahwa kami  memiliki ibu yang telah  melahirkan kami hingga menjadi seperti ini , dengan atau tanpa disertai kesempatan beliau untuk mendidik kami… namu darah yang mengalir ini tentu saja adalah  bagian dari cinta kasihnya… Subhanallah.

Ya Allah, lapangkanlah kuburnya dan Luaskanlah tempatnya disisiMu

Jadikanlah kami anak yang shalihah sehingga doa doa kami untuknya sampai padaMu

Terimalah Amal perbuatannya dan hapuskanlah dosa dosanya…

” Allahummagh firli waliwaalidayya warkhamhumaa kamaarabbayaani shagiiraa.”

Ibu Dien

Untuk ibu dengan segala kecintaannya pada kami…

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada 31 Maret 2011 inci Seputar diri

 

Tag: , , , , ,

Ayah ideal ????

Pernah mencoba perhatikan seorang ayah yang begitu dekat dengan anaknya?

Misalnya, adakah  seorang ayah yang dalam percakapan, seringkali menyelipkan pembicaraan dengan membahas anaknya?

Atau begitu perhatiannya seorang ayah akan segala sesuatu yang menyangkut anak, sampai hal yang kecil kecil layaknya seorang ibu? Belum lagi di jam kerja pun , terkadang repot menelpon rumah memastikan babysitternya sudah melakukan tugasnya dengan baik dan benar?

Gak pernah liat?? Masak sih??

Ada ahhh , banyak kok… 🙂

Ayah tipe begitu biasanya istrinya pun kerja kantor yang cukup menyita waktu. Walaupun bisa juga tidak, bisa jadi karena begitu besar cinta dan  sayang nya terhadap anak. 🙂

Nah sekarang , kalo situasinya berbeda bagaimana ya?

Semisal ada seorang suami yang sangat besar perhatiannya terhadap sang istri. Dengan perhatian- perhatian kecil yang rutin dan perhatian yang mencolok membuat iri yang melihatnya. Hingga tanpa disadari kewajiban untuk membagi perhatian ke anak menjadi berkurang.

Apakah itu akan menjadi masalah?? hmmmm… bisa iya bisa tidak lah!..hehe

Yang ideal mana dong ? Tentu saja adalah seorang pria yang bisa membagi perhatiannya secara adil untuk keluarganya, sehingga tercipta suasana yang harmonis dan bahagia. Pastiiiii!!!

Tapi kan, No body perfect … !!!!

Di saat kita merasa sudah memenuhi kewajiban, belum tentu yang menerima terpuaskan bukan??… itulah hidup… dan ini adalah  fitrah manusia yang tidak pernah puas  🙂

Hanya saja jangan sampai jadi orang yang cuek dan  ndableg ahhh, tak peduli dengan sekitarnya, cuek bebek, sibuk dengan dunianya sendiri, dan merasa sudah memenuhi kewajiban sebagai kepala keluarga secara materi , tapi lupa memberikan perhatian secara batin… hmmm ke laut aja kaleee… :p

Ok.. kita coba kupas sedikit soal tadi kali ya ;

Masih membekas dalam ingatan , waktu masih aktif jadi karyawan, ada teman kantor sering izin tidak masuk kerja dengan alasan jaga anak yang sedang sakit.Karena dia pria, tentu saja si Boss yang memang kadang bocor kalo bicara nyletuk deh ,

” Emang bininya kemana???….

hiks, pedesnya! :p

Tapi rasanya jamak juga sih, kalo itu dipertanyakan, bukankah jika anak usia balita sakit ,biasanya yang dicari adalah ibunya ??? 🙂 Dan Ironisny ternyata sang istri bukan orang kantoran loh… ibu rumahtangga. Ada apa ini?  :p

Kalo diperhatiin, beliau ini  amat sangat dekat dengan anak- anaknya, semuanya lengket dengan beliau, walaupun tak pernah melihat kesehariannya, dari cara bercerita jelas kebayang lah situasinya.

Jangan salah ternyata beliau tidak sendirian, temen kantor yang lain juga situasinya hampir sama, sedikit dikit izin karena anaknya sakit lah , pembantu pulang kampong lah , uups …

Melihatnya jadi… hmmm…. antara simpati dan gak tega ya… hehe… dalam hati niiih ; “ waduuh … istrinya di menong ?? ( ikutanboss.com 🙂 )

Kalo diperhatikan sih, alasan pertama bisa jadi karena , riwayat perjuangan beliau mendapatkan kedua anaknya.Butuh waktu yang sangat lama dan ikhtiar yang panjaaaaaang,Dan menjelang usia paruh baya baru mendapatkannya… hiks.

Pernah..saking gak tahannya… beliau nyletuk disaat curhat, “ apa aku cari istri lagi yau, hahaha”…

Ku tahu saat itu, pasti beliau hanya becanda disela-sela kepedihan hatinya . Alasan lain,  beliau memang sangat peduli dengan anak kecil, secara kerjaannya juga banyak berinteraksi dengan anak anak.

Tipe pria seperti ini , bila didukung oleh istri yang kurang bisa melakukan pendekatan secara emotional dengan anak , akan tampak semakin menonjol .

Contoh : Ini kasus dari pengamatan pribadi saja, mohon maaf , semoga tidak menyinggung siapapun  karena hanya bermaksud sebagai bahan renungan saja .

Bagi para ibu yang kesulitan dalam memberikan ASI ke buah hati yang baru dilahirkan, biasanya akan memiliki kecenderungan sulit melakukan pendekatan secara batin yang selayaknya , jika dibandingkan dengan ibu yang memberi ASI , minimal secara eksklusif terhadap anak…. Di akui atau tidak.

Nah dalam situasi ini, bisa memberi peluang anak untuk lebih dekat dengan sang ayah… tapi masih bagus sih… daripada maaf kata yaaa, anak malah deket dengan pembantu…. Hiks

Tidak usah jauh jauh, ada keponakan sendiri, waktu masih balita, gara gara babysiternya mudik lebaran dan lewat hari pulangnya, anaknya sakit panas, belum lagi waktu si mbak itu pamit, anak ini bisa nangis Bombay, ngejar sampai gang depan jalan besar… waduuuuh…

Alhamdulillah anak-anak dirumah tidak ada yang seperti itu… begitu ibunya pulang …hmmm si mbak tak laku dahh… Amiin.

Trus kalo si suami begitu, gimana ya sikap si istri?

Apakah hubungannya tetap harmonis? Atau malah senang karena sebagian tugasnya tergantikan? Atau malah cemburu ke anak ya?? Wooow… perlu gak nih dibahas? Hehehe… 🙂

Menurut pengamatan pribadi sih, pasti ada efek negative lah ya, rasa cemburu, merasa tidak dapat perhatian atau rasa sejenis, bisa menyelimuti semua pihak. Sewaktu waktu timbul percikan percikan dalam rumah tangga adalah normal dan jamak.

Yang mesti diperhatikan adalah intensitasnya, apabila sudah dirasa situasinya mengganggu atau bisa mengancam keharmonisan, ya mesti di evaluasi dengan kepala dingin tentu… 🙂

Trus bagaimana dengan tipe yang sebaliknya??? Hmmmm….

Bisa jadi langka ya?? Tapi pasti ada lah …. 🙂

Kecenderungan pria yang sangat perhatiin  keperluan istrinya, keinginan terbesarnya adalah bagaimana bisa membuat istrinya selalu merasa bahagia , nyaman dan terpenuhi kebutuhannya…

Bukan berarti dia tidak peduli sama sekali ke anak, hanya saja perhatian yang diberikan tidak membuat anak merasakan kehadiran bapak secara batin….. ya bisa dibilang cenderung cuek dan sekedarnya.

Tentu hal ini tidak disadari alias tidak disengaja, ya begitulah pembawaannya , bisa jadi karena memang begitu besarnya rasa cinta ke istri, atau bisa jadi berhubungan dengan masa kecilnya, sehingga karakter dan orientasinya terbentuk seperti itu, … analisanya kok belum sampai ya… hiks… mesti cari objek yang bisa lebih diteliti niih..hehehe…

Apakah hal ini akan membahagiakan istri? Hmm… tentu saja awalnya istri sangat amat tersanjung, seperti menjadi ratu abadi dirumahnya…. Halah… 😀

Dan itu tidak akan bermasalah jika anak masih balita, yang tentunya tetap merasa nyaman karena ibunya toh masih take & care setiap saat.

terkecuali bila ternyata si ibu tidak bisa melakukan pendekatan emotional dengan anak… wah wah….alih alih balik lagi, terciptalah anak pembantu tadi …upssss. :p

Maaf semoga tidak menyinggung siapapun yaaa… 🙂

Efek?

Sepertinya akan timbul jika , anak sudah semakin besar dan bisa menuntut perhatian lebih. Mereka akan merasakan, betapa cueknya sang ayah , jarang berinteraksi, komunikasi , dll.

Alih alih hilang lah respek alias rasa hormat ke orang tua , nauzhubillah.

Tentu saja si ibu akan merasa terganggu melihat situasi itu dong.

Perhatian besar dari suami yang tadinya sangat melenakan, lama-lama bisa membuatnya risih. Apalagi kalo anaknya sudah bisa mengungkapkan keberatannya dengan kata kata… wah wah…

Biar bagaimanapun , respek anak terhadap orangtua sangat penting.

Jadi inget obrolan dengan temen kemarin,

Saat temen menceritakan bagaimana perlakuan orang tua yang tidak perduli di waktu dia kecil. Ketika dewasa , orangtua sudah mencoba merubah sikap, ternyata sangat berpengaruh dalam berinteraksi dengan orang tua.Keinginan untuk bisa lepas dan cair dalam menunjukkan perhatian dan rasa sayang yang sangat besar, seperti ada dinding pemisah…cangguh dan kering. Butuh waktu yang panjang untuk merubahnya…hmmmmm

Kesimpulannya, cara kita memperlakukan anak –anak, itu akan menjadi acuan bagaimana nanti anak akan memperlakukan kita saat mereka dewasa… setuju!!!


Yahhh, Tidak selalu separah itu sih, semua tetap tergantung pada porsi dan sikap kita. Kecenderungan pasti ada walau tidak selalu sama… bisa jadi ada pendapat lain yang lebih baik dan akurat.

Setidaknya bisa jadi bahan renungan dan evaluasi terutama sang ayah, bagaimana memperlakukan anak dan istri secara adil dan beradab… halah sila keberapa ni ya… hahaha

Yang pasti Allah SWT berfirman:

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. QS,51:49

Laki-laki dan perempuan diciptakan berpasangan.  Secara Fitrah, keduanya memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Yang kemudian akan saling bersinergi menemukan satu titik sehingga tercipta keharmonisan dalam mengaruhi hidup untuk mencapai kebahagian.

Semua selalu berproses dan berproses….

Tipe apapun yang menjadi pasangan kita, tetap harus disyukuri karena itulah yang terbaik pilihan dari Allah SWT , dan InsyaAllah tak tergantikan. :

Maka ni’mat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. 55:28)

Kuncinya adalah pandai –pandai lah penyesuaian diri dan menerima hikmah didalamnya.

Dan untuk anak- anak,

Barangkali kita sebagai orangtua  perlu untuk  bisa instropeksi dan evaluasi diri. Seberapa besar kah  perhatian yang sudah kita berikan ? Dan sudahkah memberikan efek positif yang maksimal bagi perkembangan fisik dan mentalnya….

Hmmm….. akuuur kan….???

amiiiin

terinspirasi oleh banyak ayah –ayah yang ku kenal diluar sana…. Yang begitu besar cintanya pada anak- anak dan istrinya…
 
8 Komentar

Ditulis oleh pada 1 Oktober 2010 inci Cahaya Hati

 

Tag: , , , , ,