“ Pak kayaknya aku lagi puber kedua deh’!
Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutku , ketika kami sedang ngobrol santai berdua
” Kok bisa? ” , jawabnya sembari senyum senyum.
Sepertinya beliau sedang berusaha mencerna ucapanku.
Hii.. reaksi yang sudah kuduga!
” Trus… ? “ tambahnya…
Ku diskripsikan apa yang kualami… :p
ehmm… sepertinya tidak ada yang membuatnya kawatir dengan uraianku… 🙂
Tentu akan timbul pertanyaan, kenapa aku bisa punya pikiran seperti itu kan ???
Sungguh, awalnya hanya karena beberapa waktu yang lalu dapet sms dari seorang teman sekolah dulu,
“ Jeng, tolong tanyakan dong temen cowok kita yang pernah komen di wall FB mu itu masih lajang apa dah punya istri?”
Kenapa? Tanyaku balik…
“ Ada salah satu temen kita naksir dia , kali aja ada peluang….”
“ oo gitu toh”
Waduuh… gimana cara ya? Secara aku ndak gitu akrab, masak ya langsung tembak???
Karena yang tanya temen deket , tergeraklah diriku tuk cari info . Dan ketemu lah sumber dan ternyata sangat akurat sampai lumayan detail karena ada bonus gosipnya… duh duh…alih- alih,.. kata maklum yang cocok untuk situasi ini adalah menyimpulkannya sebagai puber kedua saja … hehe
Maksudnya biar ndak perlu kepanjangan dibahas, nanti malah jadi refot… , biarlah dengan gossip itu, yang penting dah dapat info kalo sudah ada yang punya… hehe
Tugas selesai… yups …case close… 🙂
Tapi tidak untukku…penasaran tetap…kenapa…??… bukan gosipnya loh !!!
Mengapa orang selalu beranggapan kalau PUBER Kedua identik dengan SELINGKUH ??
Tapi ketika mencoba mencerna kasus tadi , rasanya gak gitu deh, pasti ada penjelasan yang rasional dan masuk akal …
Apalagi , setelah aku sedikit membahas masalah ini dengan salah seorang teman sharing yang kebetulan cowok… iih..reaksinya itu loh… menurutku agak berlebih…
Ketika kukatakan bahwa bisa jadi dia lagi kena syndrome puber kedua ini… iseng sebenernya..xixixi…
Tapi jawabnya sedikit sewot dueh….
“ Kalo aku sih absolutely gak mungkin, kamu kaliii!!! Gitu katanya … jiaaahhhh!!!
“ Ho ho ho… masa sihhh….la kok seperti takut ketahuan… hehehe… becanda duehh…”
Padahal indikasi dan gejalanya tampak jelas… hayuuuk… ngaku duehhh…
Tak apalah… tapi asal tau ajah, menyangkal adalah solusi buruk… piss ya pren….!!!
Tetap ada manfaat dari tiap percakapan bukan?
Kalimatnya yang terakhir cukup memicuku untuk berfikir, bisa jadi diriku memang iya kena syndrome itu…
Dan pasti ada jawaban bahwa Puber kedua bukanlah sesuatu hal yang selalu BURUK …
Browsing adalah cari yang paling cepat , ada beberapa artikel yang menarik perhatianku…
Tapi gak mungkin lah kalo kita terima mentah mentah, jangan 2 itu hanya teori bukan… tapi sempat ketemu juga kalimat yang cukup menarik !!!
Solusi mengatasi Puber kedua adalah cari tau apa itu Puber kedua dan lewati masa itu dengan menyenangkan !!
Lah aku lagi nyari niih… brarti… tinggal melewati masa itu dengan hepi dong… hehehe..
Loh emang bener ya aku ni lagi Puber… halahhh…. gubrakkk!!!
Bukan itu poinnya ahhh, …
Rasanya belum sreg kalo sedikit pemahaman ini tanpa dibarengi melihat kenyataan yang ada. Dan terinspirasilah daku untuk terus mengamati orang orang di sekeliling. Paling asyik mengamati temen-temen seusiaku, secara kan emang pas memasuki rentang usia yang diindikasikan terjangkit puber kedua ini… hahahaha…penyakit kale!!!
Dan rasanya nemu kata kuncinya nih yaitu pahami diri , akui dan berbagi …
Kenapa?.. hmmm muhasabah emang selalu merupakan hal yang sangat penting ya…… berbagi? Tentunya sharing lah dengan pasangan masing masing…
Yachh….
Fase ini pasti akan dialami oleh semua orang di rentang usia 30 s.d 40.. walau kadang terjadi pergeseran usia sih, karena ada yang bilang sampai 45. Sebenernya ini semacam syndrome memasuki usia paruh baya, dari dewasa menuju tua.
Pemicunya bisa macam macam, yang paling menonjol kayaknya factor kebosanan dan eksistensi.
Kok bisa…???
Bosan, jenuh dari kehidupan yang monoton dan “ gitu gitu aja” , bisa jadi membuat seseorang memiliki kesempatan untuk mengekspresikan diri .Kemudian berprilaku seperti waktu muda dulu, tujuannya? Selingkuh??? Bukan lah!!! Itu hanya efek bagi orang yang keblinger ajah…:p
Motivasi nya sebenernya hanya ingin keluar dari lingkungan yang menjemukan dengan berekspresi seperti waktu muda dulu, karena dibumbui soal eksistensi ya terkadang membuat cara mengekspresikannya cukup menarik perhatian orang luar.
Yups… terkadang sebenernya hanya butuh jawaban saja… misalnya,
“ Kira2 gue masih laku gak ya kayak dulu??? 😀
Tapi benarkah ini akan berlaku ke semua orang??? Kurasa iya sih…
Tapi kok ada yang kelihatannya ndak pernah mengalaminya? Ini masalah output tiap orang kan beda beda, belum lagi kesempatan seseorang untuk berekspresi kan berbeda juga plus karakter tentu saja sangat berpengaruh dalam situasi seperti ini kan?
Dan menurutku orang yang memasuki usia puber kedua , ketika tidak biasanya dia memiliki semangat tinggi seperti waktu muda dulu , bisa dalam berkarya maupun bersikap. Menjadi lebih optimis , kreatif dan memandang masa depan lebih dari biasanya , bisa menjadi indikasi seseorang memasuki fase ini. Ini juga tergantung motivasi dan berada dilingkungan seperti sih. Karena justru ada banyak orang yang bersikap sebaliknya dalam memasuki fase ini.
Jadi tampak tidaknya sepertinya tergantung kemauan untuk mengekspresikan, dan itu butuh motivasi dan pemicu…
Jika seseorang sewaktu masa muda dulu sudah terpuaskan dalam kehidupan sosialnya , bisa jadi tidak akan tampak mengalami fase ini. Pengecualian buat orang orang yang “ special kasus lah ya”… ini kan bahasan “ pada umumnya”…. hehehe
Nah kalo kehidupannya belum terpuaskan di waktu muda, bisa jadi cocok dengan kalimat Mario Teguh minggu lalu di salah satu Sta TV , ketika membahas tentang cinta monyet…:
“ Banyak orang yang dimasa jayanya mempertaruhkan hargadiri dan martabatnya hanya karena ingin menyelesaikan gejolak romantika waktu mudanya yang tertunda alias belum kelar”
Berarti kalo masih punya CLBK ( cerita lama belum kelar )… siapapun punya peluang untuk mengalaminya kan?? … Cerita loh ya… !!! hehe
Norma , moral dan keimanan seseorang yang akan membedakan hasil akhirnya bukan ?
Bagaimana dengan PUBER KEDUA WANITA??
Memang wanita puber juga? Ya iyalah…
Wanita pekerja dengan Ibu rumah tangga tentu beda kasusnya,
“ Peluang” lebih besar wanita pekerja, tapiiiii…. yang lebih banyak terkena syndrome ini bisa jadi malah ibu rumah tangga loh… kok bisa???
Kembali lagi menyoal berekspresi… banyak kesempatan untuk ini pasti wanita pekerja kan???
Wanita juga mengalami fase puber kedua tapi seringnya tidak tampak atau tidak terekspose untuk bisa mengekspresikan diri…
Bisa jadi karena sudah direpotkan dengan pubernya sang suami yang datangnya bersamaan atau kesibukan mengurusi anak anaknya yang sedang mengalami fase puber juga… oooh ibu… hiks
Nah ada kasus tertentu , terkadang banyak perempuan mengalami fase ini sangat tampak… Dan andaikan sang suami bisa mengimbangi gejolak itu… pasti tidak akan timbul masalah bukan …?
Memangnya apa sih yang dibutuhkan istri jika mengalami fase puber kedua ini??
Ternyata hanya kebutuhan interaksi dalam bentuk romantisme untuk mengembalikan eksistensinya didalam rumah. Suami yang sibuk dan anak anak yang sudah memiliki kesibukan masing masing bisa jadi sebagai pemicu. Sehingga si wanita merasa tak dibutuhkan dirumah. Diakui atau tidak perubahan factor ekonomi dan sosial sangat berperan disini .
Perlakuan manis, kenyamanan dan keamanan emotional adalah hal yang dibutuhkan seorang wanita. Dengan ini fase puber menjadi hal yang menyenangkan tanpa gejolak… jelas tugas suami adalah harus menyediakan waktu khusus.
Selain itu Instropeksi dua belah pihak penting dilakukan sehingga rasa hormat, kasih sayang,penghargaan,romantisme dalam kehidupan perkawinan selama ini akan tetap terjaga
Atas dasar hasil introspeksi ini bisa didiskusikan untuk melakukan kesepakatan kesepakatan perbaikan diri agar jalinan rumah tangga tetap utuh dan penuh kasih.
Mudah bukan???
Oohh indahnya……
Nemu rangkaian kata dalam doa yang rasanya cocok buat situasi ini deh,
Ya…Tuhanku yang Maha Agung dan Mulia…..
Sekiranya dia tergoda dengan keindahan duniaMu
Limpahkanlah aku kesabaran untuk terus membimbingnya
Sekiranya dia tunduk terhadap nafsu yang melalaikan
Kurniakanlah aku kekuatanMu untuk aku memperbetulkan keadaannya
Sekiranya dia menyintai kesesatan
Kau pandulah aku untuk menarik dirinya keluar dari kelenaannya
Sekiranya dia adalah pasangan (jodoh) yang dirahmati olehMu
Berilah aku kesabaran dan petunjukMu untuk menghadapi segala perbuatannya.
Katanya siiih….
Semua orang akan mengalami tahap ini, namun pastinya akan berbeda situasi dan kondisi,
Sepertinya yang harus dilakukan adalah :
” bijak dalam menghadapi dan menyikapi .. baik jika terjadi pada diri kita maupun pasangan…. Ho ho …”
Sempet nemu artikel yang memberikan solusi untuk mempertahankan rumah tangga jika terjadi gejolak Puber kedua ini : seperti bergaya hidup sehat, hindari stress, bertamasya berdua tanpa anak, kejutan kejutan menyenangkan untuk pasangan, membuka album kenangan lama, dll
Kalo saran dariku…. Simple… !
Selalu membangun komunikasi sebaik dan seterbuka mungkin dengan pasangan…. Hmmm
Silahkan mencoba!!!!!…
” Jadi gimana kalo aku puber kedua beneran?, lanjutannya tadi nii..:p
” Kudukunglah…!!! Lakukan yang menurutmu nyaman dan terbaik … silahkan kamu eksplore hasrat yang dulu sempat tertunda disaat muda … yang penting positif menurutmu… dan aku percaya….! Halaaah… jawabannya ituloh … gubrakkkk…. tx dear..!
Ini buahnya komunikasi terbuka…. Hehehe…
Dikasih kepercayaan itu mahal harganya kan… ? bagaimana kita pandai menjaganya atau tidak.
Tapi bisa jadi ..kalimat seperti itu yang dibutuhkan. Ini jika memang benar sedang dilanda puber kedua… hufft tetep belum yakin iya apa gak sih?? xixixi
” Emang sedang ngrasa apa sih bu… kok bangga bener puber kedua???.. 😀
Ada deh… nanti di next tulisanku ..bakal dikupas tuntas tass tass ….. hehehe
Yang pasti.. menumbuhkan kepercayaan diri, menambah motivasi dan membangkitkan semangat hidup yang dulu kita miliki di waktu muda… bukankah itu bagian dari solusi untuk melewati fase ini???
Selalu ada hal positif dalam setiap peristiwa dan kejadian bukan???
Yuuuk kita ambil hikmah didalamnya…
Maka kita akan semakin arif dalam menjalani kehidupan ini , InsyaAllah….
Dari berbagai sumber plus mengamati, menyikapi , memaknai dan memahami…..
Note :
ngutip artikel ini dari ruanghati.com
Ini survey buat khusus pria , tapi secara diriku 39 th juga… hehehe
“ Ternyata, ketika usia pria diakhiri angka 9, seperti 29, 39, 49, atau 59 tahun dan seterusnya, emosi mereka labil. Hal ini dikarenakan mereka akan memasuki fase usia yang lebih matang atau dengan kata lain tua. Kondisi tersebut, menurut situs IllicitEncounters.co.uk, membuat pria merasa cemas dan tidak percaya diri. Apalagi jika mereka belum mencapai target hidup mereka, misalnya dalam hal karier atau materi.
Maka itu, kecenderungan mereka berselingkuh adalah dengan alasan untuk mendongkrak rasa percaya diri. Jadi, bagi Anda yang punya pasangan memasuki usia kepala 3, 4, atau 5, berhati-hatilah. Cobalah untuk mengajak pasangan mengalihkan rasa mindernya ke hal-hal lain yang lebih positif. Khusus untuk Anda yang punya pasangan berusia 39 tahun, waspadalah…sebab, menurut data IllicitEncounters.co.uk, usia yang paling banyak melakukan perselingkuhan adalah 39 tahun. Tapi tak perlu khawatir dulu, itu kan survei di luar negeri, bukan di Indonesia. 😉 “