RSS

Arsip Tag: islami

Makna Teman Dalam Islam

​*Memaknai Persaudaraan Kita*

Teman dalam perspektif Islam, tidak hanya terbatas di dunia semata. Namun, Ia mencakup dimensi akhirat. 
Persahabatan yang baik, yang mengharap ridha Allah, akan mengundang syafaat Allah di hari kiamat kelak.
Ini sebagaimana sabda Rosul yang menjelaskan bahwa kelak di akhirat akan ada 7 kelompok manusia yang akan mendapat naungan Allah dimana pada saat itu tidak ada naungan selain naungan-Nya, _dan salah satu diantara mereka adalah orang-orang yang bersahabat karna Allah bertemu dan berpisah karena Allah._
Sebaliknya, persahabatan yang mengundang murka Allah, kelak, pada hari kiamat, justru akan menjadi sebab permusuhan mereka di akhirat, sekalipun mereka di dunia sangat kompak/setia, bagai kancing dan baju, kata orang. 
Mereka akan saling menyalahkan satu sama lain, saling menghujat, dan menuntut.
Firman Allah SWT :
(الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ)
_“Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa.” (Az-Zuhruf: 67)_
Dalam surat Al-Furqan, Allah juga berfirman yang artinya: _“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang dzalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rosul (27) wahai! Celaka aku! Sekiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku.” (Al-Furqan: 27-28)._
Semoga persaudaraan dan keakraban kita menjadi jalan keselamatan dunia akhirat.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 3 April 2017 inci Seputar diri

 

Tag: , , , , ,

Tazkiyatun nufus

Tazkiyatun nufus

BismiLLah ,

” TAZKIYATUN NUFUS ”
🔷 Apakah kita sudah memiliki semangat menuntut ilmu seperti para Ulama ? 🔷
➖➖➖➖➖➖➖
🌼 Imam an-Nawawi rahimahullah berkata : 
“Hendaknya seorang penuntut ilmu memiliki semangat dalam belajar dan mengoptimalkan waktunya, baik siang maupun malam, saat muqim maupun safar. Waktunya tidak boleh berlalu tanpa ilmu, kecuali untuk keperluan yang mendesak, seperti makan dan tidur yang sekedarnya atau yang semisal dengan itu. Istirahat sebentar untuk menghilangkan kebosanan dan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak lainnya”
ينبغي للمتعلم ان يغتنم التحصيل في وقت الفراغ و النشاط و حال الشباب و قوة البدن و نباهة الخاطر و قلة الشواغل قبل عوارض البطالة
“Selayaknya bagi seorang penuntut ilmu untuk berupaya mendapatkan ilmu di kala waktu lapang, tatkala semangat tinggi, kuat badan dan kecerdasannya dan sedikit kesibukannya, sebelum datang penghalang-penghalang (dari menuntut ilmu)” 

▶ (Al-Majmu’ 1/69).
🌼 Imam an-Nawawi rahimahullah tidur dengan bersandarkan sebuah buku yang ditegakkan pada dagunya, begitu buku itu terjatuh maka beliau terjaga dan kembali menggoreskan tintanya.
🌼 Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata :
“Aku tidak pernah kenyang membaca buku. Jika menemukan buku yang belum pernah aku lihat, maka seolah-olah aku mendapatkan harta karun. Aku pernah membaca 200rb jilid buku lebih. Sampai sekarang aku masih terus mencari ilmu” (Shoidul Khothir hal 387).
🌸 Atho’ bin Abi Robah rahimahullah berkata : 
“Aku senang sekiranya aku mendalami bahasa arab”. Sedangkan usianya ketika itu 90 tahun” (Ghoriibul Hadiits oleh Al-Khaththabi I/61).
🌸 Imam Ahmad rahimahullah berkata : 
“Kalau seandainya bukan karena ilmu niscaya manusia seperti binatang ternak. Manusia itu lebih membutuhkan ilmu dari pada kebutuhannya kepada makanan dan minuman, karena kebutuhannya kepada makanan dan minuman setiap hari itu hanya 2 kali atau 3 kali saja, sedangkan ilmu dibutuhkan setiap saat” (I’lam Al-Muwaqqi’in II/237-238 oleh Ibnu Qayyim).
🌸 Yahya bin Abi Katsir rahimahullah berkata : 
“Ilmu itu tidak akan diraih dengan bersantai-santai” (Al-Muzhir fi Ulumil Lughoh II/303 oleh as-Suyuthi).
🌸 Abul Wafa bin Abu Aqil rahimahullah berkata : 
“Sesungguhnya aku tidak pernah membiarkan diriku membuang-buang waktu meski hanya 1 jam dalam hidupku. Sampai-sampai apabila lidahku berhenti berdzikir atau berdiskusi dan pandangan mataku juga berhenti membaca, segera pikiranku aktif kala aku beristirahat dengan berbaring. Ketika terbangun, pasti sudah terlintas pada pikiranku tentang apa yang mesti aku tulis. Dan ternyata aku mendapati hasratku untuk belajar pada umur 80-an. Waktu belajar saat itu lebih semangat daripada ketika aku berusia 20-an” 

▶ (Al-Muntazhim 9:214 oleh Ibnul Jauzi).
🌸 Imam Syafi’i rahimahullah pernah ditanya :  
“BAGAIMANA SEMANGATMU DALAM MENUNTUT ILMU ?” Beliau menjawab : “Aku mendengar kalimat yang sebelumnya tidak pernah kudengar, maka anggota tubuhku yang lain ingin memiliki pandangan untuk bisa menikmati ilmu tersebut sebagaimana yang dirasakan telinga”. Lalu ia ditanya lagi : “BAGAIMANA KERAKUSANMU TERHADAP ILMU ?” Beliau menjawab : “Seperti rakusnya orang penimbun harta, yang mencari kepuasan dengan hartanya”. Beliau ditanya lagi : “BAGAIMANA ENGKAU MENCARINYA ?”. Beliau menjawab :  “Sebagaimana seorang ibu mencari anaknya yang hilang, yang ia tidak memiliki anak lain selain dia” (Tawaalit Ta’sis min Manaqib Muhammad bin Idris hal 106 oleh Ibnu Hajar al-Asqolani).
🌸 Hasyid bin Ismail rahimahullah berkata : 
“Al-Bukhari bersama kami secara rutin mendatangi para syaikh di kota Al-Bashrah, padahal ketika itu beliau masih muda belia. Beliau tidak menulis hingga berhari-hari. Setelah berlalu 16 hari, kami mengecam kebiasaan beliau itu. Beliau berkata : “Kalian keterlaluan mengecamku. Coba buka apa yang kalian tulis”. Kami pun mengeluarkan catatan kami dan ternyata berisi lebih dari 15rb hadits. Beliau membacanya dengan hafalan beliau. Bahkan akhirnya justru kami yang memperbaiki tulisan kami melalui hafalan beliau” (Hadyus Saari hal 502).
🌸 Muhammad bin Abdil Baqi rahimahullah berkata :
ما اعلم اني ضيعت ساعة من عمري في لهو او لعب
“Tidaklah aku mengetahui, jika aku pernah melalaikan sesaat saja dari umurku hanya untuk bermain-main dan senda gurau” (Siyar A’laamin Nubalaa’ 20/26 oleh adz-Dzahabi).
🌸 Hasan al-Bashri rahimahullah berkata :
ادركت اقواما كان احدهم اشح على عمره منه على درهمه
“Aku menjumpai suatu kaum yang salah seorang dari mereka lebih pelit terhadap waktunya dari pada uangnya” (Syarh as-Sunnah 14/225 oleh ak-Baghawi).
🌸 Syaikh al-Faqih Ibnu Aqil al-Hanbali berkata :
اني لا يحل لي ان اضيع ساعة من عمري حتى اذا تعطل لساني عن مذاكرة و مناظرة و بصري عن مطالعة اعملت فكري في حال راحتي و انا مستطرح
“Sesungguhnya tidak halal bagiku untuk melalaikan sesaat dari umurku, sehingga jika lisan ini telah berhenti dari berdzikir dan berdiskusi dan mata ini berhenti dari mencari pembahasan, maka aku memikirkan ilmu saat santaiku” (Dzail Thabaqat al-Hanabilah 1/146 oleh Ibnu Rajab).
⚠ Masya Allah…
⏹ Inilah para ulama yang setiap waktunya banyak digunakan untuk belajar dan belajar tapi tetap merasa takut kepada Allah dan tetap merasa belum pasti masuk surga…
✅ Lalu bagaimana dengan para penuntut ilmu yang hadir dan belajar di majelis ilmu hanya seminggu sekali atau dua minggu sekali atau mungkin ia futur dengan tidak pernah lagi datang ke majlis ilmu untuk belajar, tetapi merasa sudah berilmu dan merasa yakin akan masuk surga…? 
❗Inilah musibah yang banyak menipu manusia…

SALAAM 

✒ 
➖➖➖➖➖➖➖➖

🍃🌼🍃🌼🍃🌼🍃🌼

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 25 Juli 2016 inci Cahaya Hati

 

Tag: , , , , ,