RSS

Arsip Tag: MUHASABAH

SedeKahnYa WaNiTa


Bagaimana wanita bisa bersedekah, sedang mayoritas mereka adalah ibu rumah tangga dan mereka juga tidak punya gaji atau gaji tidak seberapa untuk disedekahkan?
Apabila kita sebagai wanita mendengar tentang keutamaan sedekah, kita merasa perih dan berandai

seraya berkata: “Bagaimana, sedang aku tak memiliki uang?”

Kendati demikian, kita segenap wanita diperintahkan untuk bersedekah. 
*Rasulullah SAW  bersabda:*
“Wahai segenap wanita, bersedekahlah, dan perbanyaklah istighfar, sebab aku melihat kalian sebagai mayoritas penghuni neraka.”
Dan sabda beliau itu menambah khawatir dan rasa takut pada diri kita. 

Dan solusinya? 
Sebenarnya mudah, sesungguhnya karunia dan kemurahan Allah Ta’ala begitu luas dan tiada henti.

Dia menjadikan sedekah bukan hanya sebatas harta. Namun, setiap pintu kebaikan adalah sedekah. 
*Berikut contoh-contohnya:* 
Sedekah itu beraneka ragam:
1. Setiap tasbih dan tahmid adalah sedekah.
2. Setiap takbir dan tahlil adalah sedekah.
3. Amar ma’ruf nahi munkar Anda (Menganjurkan yang baik dan Mencegah yang buruk) adalah sedekah.
4. Bukalah WA, LINE, FB, BBM Anda setiap hari, bersedekahlah dengan cara mengirim ucapan2 yang baik kepada semua yang Anda kenal, dan setiap kalimat yang baik adalah sedekah.
5. Senyum Anda kepada suami dan anak2 Anda, serta kepada sesama kaum muslimat adalah sedekah.
6. Dua rakaat *dhuha* menyamai 360 sedekah.
7. Tahanlah diri Anda dari keinginan untuk berbuat buruk, itu pun sedekah.
8. Singkirkanlah setiap bentuk gangguan yang dapat mencelakakan orang dijalan, itupun sedekah.
9. Ucapkanlah salam kepada siapa saja yang Anda temui, itupun sedekah.
10. Berilah makan pembantu Anda dengan makanan yang juga Anda dan keluarga Anda makan, itupun sedekah.
11. Berilah makan burung atau binatang lainnya atau manusia, itupun sedekah.

 

12. Muliakanlah tamu di rumah Anda yang melebihi 3 hari, itupun sedekah.
13. Berusahalah menolong dan membantu orang lain, baik dengan materi maupun non materi, itupun sedekah.
14. Tuntutlah ilmu agama, ajarkan dan sebarkan, baik dengan cara mendengar, membaca, atau menulis sesuai kemampuan Anda, itupun sedekah.
15. Seteguk air yang Anda berikan untuk orang yang haus adalah sedekah.
Milik Allahlah segala puji dan karunia.
*Kaidah Penting:* 
Lakukanlah secara ikhlas dan tanpa mengharapkan balasan dari siapapun…
Karib kerabat lebih utama untuk mendapat kebaikan kita (kedua orang tuamu, suami, dan anak-anakmu). Mereka yang paling utama. Lalu yang paling dekat, kemudian yang terdekat.
Perlu diingatkan bahwa

“Sedekah itu menghapus dosa, sebagaimana air mematikan api”.
Sebarkanlah info ini, supaya menjadi sedekah untuk Anda, dengan izin Allah.

Aamiin YRA…
SEMOGA BERMANFAAT!

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 5 Oktober 2016 inci Seputar diri

 

Tag: , , , , ,

Bebenah diri yukk..!

Maksudnya memperbaiki diri kan ? Bukankah itu keharusan? Tidak ada orang yang sempurna, kadang diatas kadang dibawah, terkadang sedang lurus terkadang sedang lalai.

Sering kali keinginan untuk memperbaiki diri timbul ketika baru menyadari bahwa ada yang salah dalam pola hidup, sikap dan tingkah laku sehari hari . Dimana semua itu akan berakibat mengalami sandungan , keterpurukan bahkan dalam bentuk teguran dari Allah SWT 😦

Kendala akan timbul ketika kita bingung harus mulai dari mana ya ??? Atau yang lebih parah apa aja sih yang harus di perbaiki… hehe… tak apalah wajar… banyak temennya kok… :p

Skala prioritas ternyata perlu di perhatikan agar semua berjalan efektif dan efisien…

Kemarin Alhamdulillah dapat rujukan yang menarik, setidaknya membuka pikiran kita untuk bisa memulai dari mana…

Semoga proses muhasabah yang terus menerus dilakukan akan semakin optimal.

Dan bagi yang belum memulai , tidak ada kata terlambat.

Setidaknya kita memiliki target … masalah waktu pelaksanaan dan berapa lamanya…diserahkan ke masing masing individu.

Sebenernya paling asyikk kalo bisa bareng bareng …saling mengingatkan dan koreksi… hmm lebih seru kali … banyak cara , banyak media dan senang nya bisa berbagi ilmu ini untuk semua.

Ayo kita kupas satu satu …

TARGET INDIVIDU DALAM PERBAIKAN DIRI

Badan Sehat : Ini sangat penting! Bagaimana kita ingin meningkatkan kwalitas dan kwantitas ibadah kita jika secara fisik kita lemah dan tidak sehat kan … hmmm dijamin ndak maksimal deh.

Pola makan Rosulullah SAW bisa jadi rujukan.

Ahlak yang kuat : Yang ini bisa dikatakan bagaimana memiliki karakter tak tergoyahkan yang positif tentunya ya … mauu!!

Pikiran yang berwawasan : Cari ilmu terus menerus , baca baca, update dan jangan membatasi hanya pada satu bidang atau persoalan … biar gak kuper juga kali yee …

Mampu bekerja : peran serta dan inisiatif sangat penting. Partisipasi dalam tiap kesempatan di depan mata… yuuukk!!

Aqidah yang lurus : Keyakinan penuh bahwa semua muaranya vertical : hanya pada Allah SWT

Ibadah yang benar : Tentu mengikuti dan membutuhkan semua point2 diatas … tanpa ilmu bagaimana bisa benar, tanpa fisik yang sehat bagaimana bisa benar, dll

Pengendalian diri yang kuat : Sering di rasa sulit terutama berkaitan dengan emosi… tapi harus bisa!!

Pandai memanfaatkan waktu : Banyak yang kesulitan soal ini, terutama bagi yang sudah memiliki habite atau kebiasaan hidup yang kurang menghargai waktu…walau lama berprosesnya yang penting selalu koreksi diri seberapa besar progressnya… yukks semanagat!!!

Mampu mengatur setiap urusan : Ini berhubungan dengan managemen diri …semakin luas cakupannya dan mulai melihat dari sisi kita bersosial…nyambung dengan soal waktu juga nih keknya.

Bermanfaat untuk orang lain : Ekplorasi diri yang positif dan memiliki visi yang jelas untuk menjadi manusia yang mulia disisi Allah SWT, Subhanallah. Ini target yang sering kali, ingin langsung di capai… kalo belum memiliki semua point –point yang di atas… tentu point yang ini bisa sambil lalu dan tidak terarah.

Derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauhmana diri punya nilai manfaat bagi orang lain.

Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda

“Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yg paling banyak manfaat bagi orang lain” {H.R. Bukhari}.

Yuuk kita belajar dan berusaha mencapai semua nya. Semisal belum maksimal, itu kan manusiawi, Allah memberikan apresiasi sejak dari kita memiliki niat.

Kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

 
9 Komentar

Ditulis oleh pada 16 Juni 2011 inci Seputar diri

 

Tag: , , ,

Berebut rejeki… duh!!

Kalimat- kalimat itu sungguh menunjukkan kekecewaan.

Sangat bisa dipahami!  Siapa sih yang tidak kecewa jika peluang rejekinya merasa diserobot rekan bisnis kita ? Tanpa konfirmasi.!! Caranya pun sedikit kasar main belakang dan tanpa konfirmasi… Kalo mau diperkarakan pun mungkin bisa menang. Karena dia sebut saja si A melakukan hal yang secara aturan perusahaan nyata2 dilarang…. huff!!

Dalam hatimu tentu berkecamuk. Banyak hal ingin kau lakukan untuk meluapkan rasa kecewa itu. Melaporkan? Memutuskan hubungan kerjasama? Atau bahkan memutuskan hubungan silaturahim?…. Eits tunggu dulu ? Perlukah?

Apalagi dengan alasan untuk memberikan pembelajaran padanya…biar kapok..? duh duh..:(

Memang sulit untuk menahan diri jika kasus seperti ini terjadi secara akumulatif…terus terusan! Karakter si A yang terkadang childish sering sulit ditolerir  memang. Tapi….

Harus kah kita memberi peringatan yang frontal agar dirinya jera? Trus bagaimana efek balik tindakan kita? Apakah sudah dipertimbangkan??

Apakah setelahnya kita merasa nyaman? Hepi? Akankah kesuksesan jadi ditangan kita?.

Sudahkah kita renungkan, mengapa si A tega melakukan hal itu: merebut rejeki yang mustinya didapat? (menurutmu) .

Pernahkah terfikir kalau sebenarnya diapun memiliki pikiran yang sama?

Dia pun merasa lahannya sudah direbut,hingga diambilnya jalan pintas itu? Siapa tahu dalam kasus ini kita pun punya kesalahan yang tidak kita sadari dan si A mampu melihatnya.Bukankah itu bisa jadi alasan mengapa si A  melakukan tindakan itu.?

Sadarkah bahwa penyakit hati semacam ini hanyalah akan merugikanmu? Berfikirlah positif misalnya: “memang itu bukan rejeki untukmu?”

Masihkah belum percaya? Bahwa Allah akan memberikannya di jalan yang tak akan disangka2 ?

Mengapa tidak meyakini bahwa itu ujian keikhlasan dan kesabaran kita…dan berharaplah padaNya akan balasannya… Bukankah ridho Allah yang kita cari?

Mengapa musti lupa…bahwa dalam perniagaan itu ada aturan yang tidak boleh dilanggar secara syar’i… Cobalah lihat lagi… Sudah syar’i kah cara kita?

 

Bisa jadi justru Allah tengah melindungi kita dari tindakan yang salah. Bisa jadi sebelumnya kita pernah lalai dan melakukan kesalahan? Dan melalui tangan si A kita diingatkan bukan?

Mengembalikan semua perkara pada diri kita adalah salah satu cara agar kita bisa berfikir positif dan menghindarkan kita thd tindakan yang akan kita sesali kemudian..

 

Duh!! ayolah jangan dikotori niatan yang bersih dengan hal hal yang tidak kekal itu…

Anggaplah memang itu bukan rejeki mu dan belum tentu itu rejeki si A juga kan?

Jangan pernah lupa Siapa yang menggerakkan hati hati kita…. !

Mari bersihkan hati ini dari hal hal yang tidak penting itu…. Jangan digenggam urusan duniawi terlalu kuat… Hingga lupa urusan akhirat…

Ingin maju dan berkembang dalam segala hal… Jika kita tidak menjaga kemurnian prinsip hidup kita tentu bukan kebaikan dan keberhasilan yang kita peroleh… Kenapa? Bukankah itu berarti kita sudah di kalahkah oleh hawa nafsu kita saja?….

 

Dalam berinteraksi tentu yang diharapkan adalah keharmonisan suatu hubungan. Bisa kah hal itu diraih?? Kuncinya adalah Kematangan Emosi . Seseorang dikatakan memiliki kematangan emosi jika mampu :

Berpikir positif dalam menghadapi masalah apapun

Mampu memahami karakter orang lain sebagai fitrah

Siap berkorban untuk orang lain demi menjaganya

Dan mampu menilai tingkat kematangan diri sendiri (Introspeksi)

Seandainya dirimu sudah memiliki point- point diatas . Tak perlu lagi ungkapan isi hati seperti itu kau tuliskan bukan. Selalu positif dalam melihat segala hal… Menjadi sangat penting saat kita menghadapi ujian dalam hidup… Semoga dimudahkan urusan kita…

 

Note:mungkin tulisan ini agak tidak jelas… karena hanya sekedar meluapkan isi hati setelah membaca tulisan yang di ketik berlembar lembar titipan si B untuk kami serahkan si A (atas izin si B kami membacanya dulu sebelum diserahkan) … sungguh… seperti terjebak antara amanah harus menyampaikan dan ingin membuangnya ..huff…

 

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada 15 Juni 2011 inci Emosi diri

 

Tag: , , , ,