RSS

Arsip Tag: emosi

Pilihanmu

Bu, punya kenalan seorang psikiater gak? Atau pernah gak ibu  konsultasi? Ada referensi yang Ok kah?

Kalo saja yang bertanya adalah orang yang tidak begitu kukenal atau memang seseorang yang  memang kuanggap memerlukannya… bisa jadi reaksiku akan biasa saja…

Buat siapa sih?dirimu? yang bener? Serius?  Gak salah?…:-p

Beneran deh , rasa heran  yang amat sangat , gimana gak! Mengingat profilnya, siapa sih yang percaya … selama ini justru orang kalo ada masalah mestinya konsultasi sama dia termasuk diriku… dengan latar belakang pendidikan dan ilmu  dia miliki itu…  kurasa justru beliau lah yang pantas menjadi rujukan untuk tempat konsultasi.. 🙂

“ Jeng , bukannya mengecilkan profesi psikiter, tapi kurasa dirimu gak butuh  deh , karena jawabannya pasti tak akan berguna untuk dirimu “ begitu jawabku saat itu.

“Kamu hanya butuh recycle bin sayang… tell me lah…” sok menawarkan diri …  hehehe

Manusia tetap manusia, setinggi apapun ilmunya, tetap membutuhkan seseorang untuk bisa membantu mengatasi problem pribadi… barang kali itu kesimpulan sederhananya yaach….

Muntahin lah, dengan cara apapun, menangis, teriak, ngomel kalo perlu, yang penting bisa tersalurkan beban itu….

Ini saran standar yang sering disampaikan orang , tapi kurasa emang itu solusi praktisnya…

Perkara hasil, kayaknya tergantung pribadi itu menyikapi suatu problem…

Walau memang , selalu butuh solusi konkrit

Tapi kalo soal hati dan rasa  ???.. hmmm kurasa pihak luar hanya bisa kasih pandangan doang… yang  bisa memutuskan  tentunya yang menjalankan….

Percakapan dua minggu lalu itu baru kemarin ku dapat jawabannya hari ini…

Dari ngomongin soal bisnis, eeh tau tau keluarlah  cerita itu, emosi itu, beban itu, uneg uneg itu, begitu saja mengalir dengan deras, sederas air matanya… hmmm… belum pernah beliau seperti itu….

…. Surprise… seperti melihat sisi gelap seseorang yang  kulihat selama ini sebagai seorang yang prefek, dalam ilmu , pandangan hidup dan  pola hidupnya.. hmmm.. ada yang salah…???  Bukan kah semua orang pasti punya sisi tersembunyi itu… akupun punya… hehehehe ( bangga pula ..:))

Jadi  semakin mengerti, semua masalah itu tidak perlu dipandang sebagai masalah ya gak sih???

tapi ndak semua bisa melakukannya kan…. Tidak kali ini untuk nya… L

Yang  pasti , Aku tidak melihatnya sebagai suatu kesalahan, pun ketika beliau berucap, bahwa itu sebagai cobaan dari Allah SWT, justru  aku melihatnya sebagai suatu anugerah yang diberikan untuknya, yaitu berupa kesempatan….

Apaan siih?? Ribet amat!!..hehehe…

Ini masalah umum say… jodoh!!…he3

Specialnya  adalah …

Ketika seseorang  sudah pada titik puncak pencarian, dari standar nilai 10  dan kemudian menurunkannya  hingga ke titik nol melenceng  bahkan ketitik minus… gubraakkk!!!

Apakah itu suatu keputusasa-an ataukah kepasrahan???

Entahlah….

Kesalahannya adalah, seorang wanita kadang suka terjebak dengan standar umum criteria calon pasangan  yang kelak menjadi pendamping, seperti baik, setia, berpenghasilan tetap, jadi imam dalam keluarga, dll.

Tapi seringkali  mengesampingkan  perlunya melihat sisi dirinya, memangnya standar untuknya mesti seperti itu??? Hmmm…

Standard  tanpa kaca..(kombinasi kalimat yang aneh ya??? J)

kaca disini maksudnya instropeksi diri, selalu belajar melihat diri sendiri sebelum menyampaikan penolakan… hehehe..

Karena….

Pada akhirnya, apabila ada beberapa calon yang hadir sering kalo tertolak dengan ke keukeuhannya itu… hmmmm nanti pada satu titik toh setelah dikejar usia.. diturunkanlah syarat syarat itu. Dan ketika Allah memberinya  kesempatan  untuk mengenal seseorang  yang 180 derajat berbeda dengan kriterianya.. syok?? Tapi campur putus asa? Fuiih…

Kok tulisannya jadi kayak gregetan ya??? Maap dehh…emang rada gemes soal gini…hi hi…

Lanjut yaah…

Apakah kesempatan itu bisa dikategorikan musibah…??? Dan beranggapan Allah sedang memberikan cobaan.  Boleh sih…

Tapi  aku justru melihat sisi positifnya deh… itu bisa dilihat sebagai anugerah… kenapa??

Bukankah baik menurutmu belum tentu baik menurut Allah??? Kenapa tidak memandangnya seperti itu dulu???

Pada akhirnya, kita akan bisa bersyukur, bisa jadi memang yang begitu lah yang sesuai dengan diri kita, sesuatu yang kita benci disodorkan supaya kita pandai menyukai  ciptaan Allah yang  lain bukan???

Bukankah itu bisa menjadi suatu kenikmatan,…???

Bisa jadi dengan kasus saudariku itu, beliau dengan segala kemampuan dan kelebihannya plus tingkat kedewasaan yang sudah cukup, pada awalnya  tidak mendapatkan seseorang yang bisa dianggap imam dalam keluarga, bukankah karunia yang dimiliki itu bisa bermanfaat bagi pasangannya…???

Apakah salah kalau pada awalnya, si istri yang mesti membimbing suami…. Bukankah Allah sangat amat menghargai niat baik manusia, kenapa manusia menghakimi dengan merasa sudah menjadi orang baik dan mengabaikan orang yang ingin menjadi baik dan kembali ke jalanNYA…

Belajar melihat  dan menerima ciptaannya dari latar belakang yang berbeda , orang baik dan buruk,  rasanya tidak ada ruginya… karena semua adalah ciptaanNYA… semakin banyak yang kita kenal dan mengerti, maka akan semakin bijak kita dan objektif dalam menghadapi apapun… Tanpa mengabaikan akal sehat dan Doa tentunya bukan??

Bukankah yang kuasa membolak balikkan hati manusia adalah Allah SWT…?

Bukankah  wanita yang baik diciptakan untuk mendapatkan pasangan pria yang baik…?

Bukankah ukuran baik tidaknya untuk diri kita  seharusnya kita serahkan padaNYa…..? bukan hanya kacamata kita sendiri?

Bukankan perkara akan menjadi sulit terpecahkan karena kita menganggapnya sulit…?

Uneg uneg yang semoga tidak bikin neg…

Karena ini bener2 pendapat pribadi, tanpa merujuk apapun… hanya kata hati…. 🙂

 
22 Komentar

Ditulis oleh pada 7 Juni 2010 inci Emosi diri

 

Tag: , , , , , , , ,